Ada 6 % penurunan risiko yang terkait dengan setiap orang yang mengonsumsi 200 ml/hari susu.
Menurut penelitian ini, baik susu (penuh lemak atau rendah lemak) maupun mentega tidak dikaitkan dengan kejadian penyakit kardiovaskular dalam penelitian ini.
Banyak orang berhenti minum susu dalam upaya untuk melindungi jantung mereka atau beberapa beralih dari minum susu sapi ke susu nabati seperti susu kedelai, susu almond, dll.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 di jurnal Food and Research mengeksplorasi manfaatnya peralihan dari susu hewani ke susu nabati.
Studi ini memiliki bukti bahwa asupan susu dan produk susu dikaitkan dengan penurunan risiko obesitas pada masa kanak-kanak.
Baca Juga: Healthy Move, Risiko Kesehatan Bila Melewatkan Pemanasan dan Pendinginan Saat Berolahraga
Baca Juga: Micro Preemie, Bayi Prematur Lahir Sebelum Usia 26 Minggu, Ini Risiko Kesehatannya
Pada orang dewasa, asupan produk susu terbukti memperbaiki komposisi tubuh dan memfasilitasi penurunan berat badan.
Selain itu, asupan susu dan produk susu dikaitkan dengan netral atau penurunan risiko diabetes tipe 2 dan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, terutama stroke.
Di antara kanker, asupan susu dan turunannya berbanding terbalik dengan kanker kolorektal, kanker kandung kemih, kanker lambung, dan kanker payudara.
Dan tidak terkait dengan risiko kanker pankreas, kanker ovarium, atau kanker paru-paru, sedangkan bukti risiko kanker prostat tidak konsisten.
Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa sangat sedikit bukti yang membuktikan bahwa minum susu bisa berbahaya bagi kesehatan jantung.
Baca Juga: Mengapa Pra-Remaja Penting Mendapatkan Vaksin HPV? Ini Alasannya
Baca Juga: Susu Kambing Mulai Populer, Lebih Sehat Mana dengan Susu Sapi?
Source | : | Harvard Medical School |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar