Air fryer bekerja dengan mengedarkan udara panas di sekitar makanan.
Alat ini juga menghasilkan reaksi kimia yang dalam dunia kuliner dikenal sebagai efek Maillard.
Nah, efek Maillard ini melibatkan asam amino dan gula ini dapat menyebabkan perubahan warna dan rasa makanan.
Alih-alih merendam seluruh masakan dalam minyak seperti saat proses menggoreng makanan konvensional, air fryer cuma butuh satu sendok makan minyak untuk mendapat rasa dan tekstur yang sama dengan gorengan biasa.
Tak pelak, gorengan dari air fryer disebut sebagai gorengan alternatif yang lebih sehat karena lebih minim lemak dan kalori.
Baca Juga: Badan Lelah dan Mengantuk Meski Sudah Cukup Tidur? Inilah 5 Alasannya
Sebagai ilustrasi, dada ayam yang digoreng dengan minyak banyak mengandung lebih banyak lemak sekitar 30% daripada ayam panggang.
Sejumlah produsen air fryer mengklaim, alat memasak modern ini bisa mengurangi kandungan lemak gorengan sampai 75%.
Jumlah lemak tersebut dapat menurun dengan signifikan karena penggunaan minyak dalam masakan.
Untuk perbandingan, resep gorengan (deep fried) umumnya membutuhkan tiga cangkir (750 mililiter) minyak goreng.
Menggunakan air fryer, kebutuhan minyaknya satu sendok makan (15 mililiter).
Itu berarti, gorengan biasa membutuhkan minyak 50 kali lebih banyak ketimbang gorengan yang dimasak dengan air fryer.
Lebih ekonomis bukan?
Menurut Mayo Clinic, memasak dengan air fryer juga dapat memangkas kalori sampai 80 % ketimbang menggoreng biasanya(*)
Baca Juga: Khasiat Jus Lidah Buaya Sebagai Obat Alami Menurunkan Berat Badan dan Tips Mengonsumsinya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar