GridHEALTH.id - Keguguran tentu menjadi kondisi yang paling dihindari para ibu hamil.
Bagaimana tidak, keguguran tidak hanya akan berdampak secara fisik, tapi juga psikologis seperti kecemasan hingga depresi.
Diketahui keguguran dibagi menjadi dua jenis, yakni keguguran lantaran faktor sejumlah penyakit dan keguguran yang terjadi secara berulang.
Keguguran ini juga bisa terjadi ketika usia kandungan masih muda.
Hal tersebut tentu disebabkan berbagai faktor, mulai dari hormonal, kurang vitamin dan anemia bahkan juga bisa bersumber dari pasangan.
Dilansir dari laman WebMD (3/9/2020), berikut adalah penyebab keguguran yang paling sering terjadi dan perlu diwaspadai ibu hamil:
1. Kelainan kromosom
Jika keguguran terjadi dalam 12 minggu pertama, lebih dari separuhnya disebabkan oleh masalah pada kromosom bayi.
Kromosom mengandung gen yang menentukan sifat unik, seperti warna rambut dan mata.
Baca Juga: 3 Tanda Keguguran yang Harus Diketahui Semua Wanita dan 5 Faktor Penyebabnya
Seorang bayi tidak dapat tumbuh secara normal dengan jumlah kromosom yang salah atau rusak.
Kelainan pada kromosom bayi yang belum lahir dapat menyebabkan salah satu dari beberapa masalah.
Di antara penyebab keguguran yang paling umum adalah:
- Blighted ovum (kehamilan anembrionik) atau tidak ada embrio yang berkembang.
- Kehamilan mola yakni ketika kedua set kromosom tersebut berasal dari ayah, sedangkan tidak ada yang berasal dari ibu.
Hal ini menyebabkan plasenta tidak tumbuh secara normal, dan janin tidak berkembang.
- Kehamilan mola parsial, terjadi ketika ayah memberikan dua set kromosom selain set dari ibu.
Embrio mungkin mulai berkembang tetapi segera berhenti.
- Beberapa kelainan kromosom lainnya yang dapat menyebabkan keguguran.
Baca Juga: Risiko Pemakaian Kosmetik yang Tidak Tepat Bisa Menyebabkan Keguguran
Hal ini termasuk trisomi 13, 18, 21 (sindrom Down), monosomi (sindrom Turner), dan masalah kromosom seks lainnya.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kelainan kromosom:
- Tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kelainan kromosom.
- Seiring bertambahnya usia ibu hamil , terutama setelah usia 35, risiko untuk mengalami kelainan kromosom yang menyebabkan keguguran akan meningkat.
- Keguguran akibat masalah kromosom biasanya tidak terjadi lagi pada kehamilan selanjutnya dan menjadi penyebab keguguran berulang.
2. Kondisi medis
Selain itu, penyebab keguguran seringkali adalah masalah kesehatan ibu.
Beberapa di antaranya termasuk:
- Infeksi seperti cytomegalovirus atau rubella
- Penyakit yang telah diidap dalam waktu lama dan tidak terkontrol dengan baik seperti diabetes atau tekanan darah tinggi
- Penyakit tiroid, lupus, dan gangguan autoimun lainnya
- Masalah dengan rahim atau leher rahim, seperti fibroid, bentuk rahim yang tidak normal, atau leher rahim yang terbuka dan melebar terlalu dini, disebut insufisiensi serviks
- Infeksi PMS seperti klamidia, gonore, sifilis, atau HIV
- Masalah pembekuan darah yang menghalangi pembuluh darah yang membawa aliran darah ke plasenta
3. Gaya hidup
Kebiasaan tertentu sebagai calon ibu dapat meningkatkan risiko keguguran.
Berikut beberapa kebiasaan yang berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang:
- Merokok. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan risiko keguguran bahkan jika hanya ayah yang merokok.
- Minum berat.
- Menggunakan obat-obatan terlarang.
4. Bahaya Lingkungan
Selain asap rokok, zat tertentu di lingkungan di rumah atau di tempat kerja dapat membahayakan kehamilan.
Ini bisa termasuk paparan timbal, merkuri, pestisida, atau arsenik.
Pastikan untuk membicarakan hal ini dengan dokter.
Baca Juga: Tak Hanya Berdampak Pada Kesehatan Ibu Hamil, Asap Rokok Juga Buruk Bagi Janin
5. Obat-obatan tertentu
Beberapa resep dan obat bebas dapat meningkatkan kemungkinan keguguran pada ibu hamil, termasuk:
- Misoprostol. Ini digunakan untuk kondisi seperti tukak lambung dan rheumatoid arthritis.
- Methotrexate, obat untuk rheumatoid arthritis.
- Retinoid. Mereka digunakan untuk kondisi kulit seperti eksim dan jerawat.
- Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) untuk rasa sakit dan peradangan.
6. Keracunan makanan
Beberapa jenis keracunan makanan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.
Ini bisa termasuk yang disebabkan oleh:
- Listeriosis. Biasanya ditemukan dalam keju lunak yang tidak dipasteurisasi seperti biru, Brie, atau queso fresco, dan makanan laut mentah atau setengah matang
- Salmonella. Biasanya ditemukan dalam telur mentah atau setengah matang
- Toksoplasmosis. Paling sering disebabkan oleh makan daging mentah yang terinfeksi
Beberapa penyakit keracunan makanan, termasuk listeriosis dan toksoplasmosis, dapat menginfeksi bayi yang belum lahir bahkan jika ibu hamil sendiri tidak memiliki gejala.
Ikuti panduan dokter tentang memasak dan makanan yang harus dihindari saat ibu hamil.(*)
Baca Juga: Wanita Harus Tahu, Ini Tanda-tanda Keguguran Pada Ibu Hamil
Source | : | WebMD - miscarriage |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar