"Vaksin Covid-19 efektif mencegah infeksi, penyakit serius dan kematian. Kebanyakan orang terkena Covid-19 tidak divaksinasi."
"Namun karena vaksin tidak 100% efektif mencegah infeksi, beberapa orang yang telah divaksinasi lengkap tetap akan terkena Covid-19," tulis CDC dalam situs resminya (1/4/2022).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ahli Virologi Fakultas Kedokteran Universitas Warwick Inggris, Professor Lawrence Young.
Dia mengatakan menjadi pengingat tidak ada vaksin 100 % efektif.
"Akan selalu ada proporsi individu yang rentan terhadap infeksi dan penyakit," kata dia.
Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi termasuk booster.
Sebab vaksinasi dapat mencegah orang yang terkena infeksi Covid-19 bergejala berat dan risiko kematian.
"Kita berharap vaksinasi bisa berkontribusi besar untuk mencegah pasien bergejala berat hingga berisiko kematian akibat infeksi Covid-19," ungkap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari laman Sehat Negeriku.
Baca Juga: Tips Anti Lemas Saat Vaksinasi Covid-19 di Bulan Puasa, Ini Caranya
Dari laporan 21 Januari-22 Februari 2022, 17.871 pasien yang dirawat di rumah sakit ada 2.489 pasien meninggal dunia. Sebagian besarnya belum divaksinasi lengkap.
Kematian juga meningkat pada kelompok lansia, komorbid, dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap.
Sementara itu jika mendapatkan vaksinasi dan booster maka dapat memberi perlindungan hingga 91% dari kematian ataupun risiko buruk lain karena Covid-19.
"Oleh sebab itu, pemerintah terus mempercepat laju vaksinasi bekerja sama dengan pemerintah daerah, serta instansi-instansi lain, seperti TNI dan Polri mengingat pentingnya vaksinasi ini," ujarnya.(*)
Source | : | GridHEALTH.id,Cnbcindonesia.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar