GridHEALTH.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belakangan mengimbau masyarakat dunia tentang adanya varian Covid-19 terbaru yakni varian XE.
Varian XE tersebut merupakan virus rekombinan atau kombinasi dari Omicron BA.1 dan Omicron BA.2.
Meskipun tingkat keparahan infeksi yang disebabkan oleh strain tersebut belum dipahami.
WHO mengatakan bahwa varian XE memiliki strain yang lebih kuat dibandingkan varian virus corona sebelumnya.
Bahkan diduga 10 kali lebih menular dari subvarian Omicron BA.2 yang dijuluki varian Omicron siluman.
Badan Kesehatan Inggris menyampaikan, varian XE pertama kali dideteksi pada 19 Januari 2022 lalu, dengan 637 kasus yang sudah teridentifikasi terpapar varian ini.
Studi UK Health Security Agency (UKHSA) mengungkapkan bahwa saat ini ada sebanyak 3 varian hybrid COVID yang beredar.
Dua kombinasi Delta dan BA.1 yang berbeda adalah XD dan XF. Yang ketiga adalah XE.
Dan dengan terdeteksinya varian tersebut, WHO dan pakar lainnya telah memperingatkan untuk tetap waspada terhadap gejala Covid tertentu untuk menghindari infeksi.
Baca Juga: Risiko Keparahan Infeksi Covid-19 Bisa Dilihat dari Ukuran Jari, Studi
Melansir laman livemint.com (4/4/2022), tergantung pada status vaksinasi seseorang dan kekebalan yang diperoleh dari infeksi sebelumnya, gejala dan tingkat keparahan virus COVID-19 tergantung dari orang ke orang.
Gejalanya bisa ringan untuk beberapa orang dan bisa parah untuk orang lain.
Beberapa gejala yang harus diwaspadai antara lain - demam, sakit tenggorokan, tenggorokan gatal, batuk pilek, iritasi dan perubahan warna kulit, gangguan pencernaan dll.
Beberapa gejala penyakit berat adalah sakit jantung, jantung berdebar, dan terkadang virus juga bisa menyebabkan penyakit saraf yang parah.
Dalam analisa ZOE COVID-19 Study, gejala varian XE diduga hampir mirip dengan yang dilihat pada pasien Omicron BA.2 seperti:
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Demam
Baca Juga: Belum Booster, Masyarakat Wajib Tunjukkan Hasil Tes Negatif Covid-19 Saat Berpergian
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
Lantas, apa yang bisa dilakukan sebagai upaya mitigasi mencegah penyebaran varian XE?
Dilansir dari Kompas.com (4/4/2022), Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyarankan agar pemerintah terus mengejar cakupan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat, baik dosis kedua maupun booster.
Upaya 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas masih sangat diperlukan. "
Sekali lagi saya menegaskan Omicron bukanlah varian terakhir, termasuk gelombang ketiga Omicron kemarin bukanlah gelombang terakhir.
Bahwa ke depan akan ada potensi varian baru (ataupun) gelombang baru tetap ada," ujarnya.
"Namun kita harus minimalkan risiko, dengan mitigasinya adalah terus menjaga leveling PPKM, tidak mesti sampai level 3 atau 4 tapi setidaknya bisa tetap dijadikan sebagai payung untuk efektivitas 3T," sambung dia.
Menurut Dicky, testing, tracing, dan treatment atau 3T tidak boleh menurun, terutama yang sifatnya surveillance terhadap penyebaran virus.
Kemudian, kebijakan untuk menekan angka kasus infeksi juga harus terus dijalankan setidaknya sampai status pandemi Covid-19 dicabut.
"Kita harus konsisten dengan kriteria, indikator yang dimiliki untuk jadi patokan bahwa kapan dilakukan pelonggaran, kapan dilakukan pengetatan," jelasnya.
Berkaitan dengan mencegah penyebaran varian XE di Indonesia, kata Dicky, kriteria pengetatan yang dilakukan pemerintah juga harus konsisten.
Terlebih, saat ini sudah mulai memasuki arus mudik di mana terjadi pergerakan masyarakat dan akan lebih banyak interaksi.
Dirinya menilai saat ini situasi status imunitas di Indonesia sudah baik, namun cakupan vaksinasi pun tetap harus dipenuhi.
"Di semua aspek, kejar cakupan vaksinasi karena bagaimanapun tanpanya kalau varian baru ini (mutasi) Omicron (diduga) akan mengikuti karakter dari leluhurnya. Dan kita tahu pada Omicron ini booster menjadi sangat penting, sehingga itu yang harus kita kejar," pungkas Dicky.(*)
Baca Juga: Dibayar Kelompok Antivaksin, Pria Ini Nekat Disuntik Vaksin Covid 87 Kali
Source | : | Kompas.com,Livemint.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar