Abiko adalah putra tertua dari seorang biarawan di sebuah kuil bersejarah di wilayah Toyama tengah.
Tetapi keluarganya meninggalkan kuil setelah kematian ayah Abiko ketika dia duduk di kelas lima.
"Kematian ayah saya paling mengubah hidup saya."
"Jika dia tidak meninggal, saya pikir saya akan menjadi seorang biarawan," katanya kepada harian Asahi Shimbun, pada tahun 2020.
Saat duduk di bangku sekolah menengah, ia berteman dengan Hiroshi Fujimoto yang menciptakan kartun populer 'Doraemon'.
Keduanya kemudian bekerja sama.
Mereka membentuk kemitraan dan memulai debutnya pada tahun 1951 dengan nama pena "Fujiko Fujio".
Baca Juga: Sering Flu dan Batuk Saat Puasa? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kedua kartunis legendaris Jepang itu tinggal satu apartemen di Tokyo bersama seniman terkenal lainnya, termasuk Osamu Tezuka.
Salah satu karya awal duo ini adalah 'Q-Taro', yang bercerita tentang anak hantu yang baik hati dan nakal yang mulai hidup dengan keluarga manusia.
Manga ini menjadi populer di Jepang hingga luar negeri.
Abiko juga menciptakan berbagai manga sendiri, termasuk 'Ninja Hattori', seorang ninja yang berteman baik dengan anak-anak biasa, serta karya-karya lain yang ditargetkan untuk orang dewasa.
Meski sangat dekat dengan Fujimoto, Abiko pernah mengaku enggan membaca kartun 'Doraemon' terlalu dekat.
"Saya menghindari membaca (mereka) sebagai tindakan protektif, karena ketika saya membacanya, saya terpengaruh oleh mereka dan berpikir 'Saya tidak bisa menggambar seperti ini'," katanya sambil tertawa.
Kematian Mendadak
Memang belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang di Jepang prihal kematian Fujiko A Fujio.
Namun dari kronologis kasus yang ditemukan Polisi sudah tidak sadarkan diri, serangan jantung memang kerap kali berkaitan dengan kematian mendadak.
Baca Juga: 5 Efek Buruk Kecanduan Nonton Video Pornografi, Bagaimana dengan Marshel?
Dikutip dari American Heart Association, serangan jantung terjadi ketika arteri yang tersumbat mencegah darah kaya oksigen dari mencapai bagian jantung.
Jika arteri yang tersumbat tidak dibuka kembali dengan cepat, bagian jantung yang biasanya dipelihara oleh arteri itu mulai mati. Semakin lama seseorang pergi tanpa pengobatan, maka akan semakin besar kerusakannya.
Gejala serangan jantung bisa langsung dan intens. Umumnya, gejala mulai perlahan dan bertahan selama berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum serangan jantung.
Ingat, serangan jantung berbeda dengan serangan jantung mendadak. Pada serangan jantung mendadak, jantung biasanya tidak berhenti berdetak saat serangan jantung.
Serangan jantung mendadak terjadi secara tiba-tiba dan seringkali tanpa peringatan. Ini biasanya dipicu oleh kerusakan listrik di jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia).
Dengan aksi pemompaannya terganggu, jantung tidak dapat memompa darah ke otak, paru-paru dan organ-organ lainnya.
Beberapa detik kemudian, seseorang kehilangan kesadaran dan tidak memiliki denyut nadi. Kematian terjadi dalam beberapa menit jika korban tidak menerima perawatan.
Meski berbeda, keduanya merupakan kondisi yang saling terkait. Serangan jantung meningkatkan risiko serangan jantung mendadak. Sebagian besar serangan jantung tidak menyebabkan henti jantung mendadak.(*)
Baca Juga: Tidak Isi e-HAC Dipastikan Tidak Bisa Mudik Naik Transportasi Umum, Klik di Sini Untuk Pengisiannya
Source | : | Tribunnews-doraemon,GridHEALTH-jantung |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar