"Sejauh ini, tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang penularan, tingkat keparahan, atau efektivitas vaksin,” ujar Susan Hopkins, kepala penasihat medis Inggris, dilansir Gulf News, Jumat (8/4/2022)
Selain itu, hingga saat ini belum ada bukti bahwa XE sangat menular, walau studi pendahuluan menunjukkan itu lebih menular daripada BA.2 subvarian Omicron.
Dengan bahasa lain, XE mutan baru tampaknya 10 persen lebih mudah menular daripada BA.2 (straight Omicron).
Pendapat WHO dan Pakar Lainnya
Menurut WHO, “Perkiraan awal menunjukkan keuntungan tingkat pertumbuhan masyarakat sebesar 10 persen dibandingkan dengan BA.2, namun, temuan ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut.”
Hal senada dijelaskan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM.
Menurutnya subvarian XE belum bisa dipastikan berbahaya atau tidak.
Baca Juga: Berat Badan Hotman Paris Turun Drastis Risikonya Menakutkan, Walau Negatif HIV
Meskipun dikatakan XE memiliki tingkat pertumbuhan 9,8 persen di atas BA.2, dan sekitar 637 kasus XE telah terlihat di Inggris sejak 19 Januari.
"Belum ada alasan untuk khawatir. Tetap pakai masker," jelas Prof Zubairi dalam Twitter pribadinya @ProfesorZubairi dikutip Selasa (5/4/2022)
Melansir Times of India, Senin (4/4/2022) varain XE merupakan varian transmisibilitas tinggi berarti bisa menjadi varian dominan di masa depan.
Varian ini juga menyebabkan risiko tinggi gelombang Covid-19 lain. Kemunculan varian XE pun telah dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar