GridHEALTH.id - Setelah Delta, lalu Omicron, lanjut Omicron Siluman, kini yang terbaru muncul varian Covid-19 XE.
Varian hibrida XE baru dari Omicron pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022.
Sejak itu sekitar 600 kasus telah dilaporkan dan dikonfirmasi.
Asal tahu saja, varian XE ini oleh dunia ditakuti.
Bagaimana tidak, varian XE adalah hibrida mutan dari dua versi Omicron sebelumnya yaitu BA.1 dan BA.2.
Ada juga yang mengatakan varian XE yang merupakan turunan dari Omicron (BA.1) serta XF dan XD yang diduga hasil rekombinan Omicron dan Deltacron.
Apalagi ada laporan varian XE 10 kali lebih menular daripada subvarian BA.2 atau Stealth Omicron, yang disebut sebagai varian yang mengkhawatirkan karena tingkat penularannya yang tinggi.
Menjadi Varian Paling Dominan
Kini varian ini jenis virus yang paling dominan, bertanggung jawab atas 86 persen dari semua kasus Covid-19 baru-baru ini.
Baca Juga: Kapan Operasi Pengangkatan Batu Empedu Harus Dilakukan? Ini Penjelasannya
Pertanyaannya saat ini, apa iya Vaksin Covid-19 yang sudah ada dan diterima oleh banyak manusia di muka bumi mampu menghalau varian XE ini?
Mengenai hal ini, secara umum kita harus bisa melihat bahwasannya semua vaksin Covid-19 pada kenyataannya telah membantu mengurangi keparahan infeksi dan mencegah rawat inap dan kematian, kecuali pada orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.
"Sejauh ini, tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang penularan, tingkat keparahan, atau efektivitas vaksin,” ujar Susan Hopkins, kepala penasihat medis Inggris, dilansir Gulf News, Jumat (8/4/2022)
Selain itu, hingga saat ini belum ada bukti bahwa XE sangat menular, walau studi pendahuluan menunjukkan itu lebih menular daripada BA.2 subvarian Omicron.
Dengan bahasa lain, XE mutan baru tampaknya 10 persen lebih mudah menular daripada BA.2 (straight Omicron).
Pendapat WHO dan Pakar Lainnya
Menurut WHO, “Perkiraan awal menunjukkan keuntungan tingkat pertumbuhan masyarakat sebesar 10 persen dibandingkan dengan BA.2, namun, temuan ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut.”
Hal senada dijelaskan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM.
Menurutnya subvarian XE belum bisa dipastikan berbahaya atau tidak.
Baca Juga: Berat Badan Hotman Paris Turun Drastis Risikonya Menakutkan, Walau Negatif HIV
Meskipun dikatakan XE memiliki tingkat pertumbuhan 9,8 persen di atas BA.2, dan sekitar 637 kasus XE telah terlihat di Inggris sejak 19 Januari.
"Belum ada alasan untuk khawatir. Tetap pakai masker," jelas Prof Zubairi dalam Twitter pribadinya @ProfesorZubairi dikutip Selasa (5/4/2022)
Melansir Times of India, Senin (4/4/2022) varain XE merupakan varian transmisibilitas tinggi berarti bisa menjadi varian dominan di masa depan.
Varian ini juga menyebabkan risiko tinggi gelombang Covid-19 lain. Kemunculan varian XE pun telah dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di mana berdasarkan penelitian, varian ini diketahui lebih menular daripada varian Covid-19 lainnya.
Selain itu, WHO juga telah mengklasifikasi sampai perbedaan karakteristik yang signifikan, termasuk tingkat keparahan dan penularan varian XE belum diketahui.
Sedangkan keterangan dari pemerintah Indonesia, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid menjelaskan bahwa belum ditemukan kasus varian XE di Indonesia. "Sampai sekarang belum ada ya," jelas Nadia Tarmizi, dikutip dari HaluanPadang.com (4/4/2022).
Jadi dengan banyaknya berita varian XE, kita tidak perlu khawatir.
Vaksin tetap harus didapatkan hingga dosis ke 3. Sebab fakta saat ini yang dibarengi bukti ilmiah, masih sangat baik melindungi darin infeksi Covid-19.(*)
Baca Juga: Rutin Minum Teh Bisa Menurunkan Kolesterol, Ini Cara Tepat Konsumsinya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar