GridHEALTH.id - Gurita adalah semacam kain yang mengikat perut.
Di Indonesia biasa digunakan pada bayi baru lahur dan ibu baru melahirkan.
Konon katanya gurita supaya perut tidak buncit dan masuk angin.
Alih-alih membawa manfaat, ternyata gurita justru bisa membahayakan.
Pada Bayi
Melansir dari Kompas, penggunaan gurita justru berpotensi menekan perut bayi.
Sehingga, bisa membuat bayi kesulitan bernapas.
Pemakaian gurita yang terlalu ketat juga akan menekan lambung.
Membuat bayi merasa tidak nyaman.
Baca Juga: Masih Suka Merokok Saat Buka Puasa? Jika Ya, Darah Anda akan Mengental
Pemakaian gurita juga berpotensi menghambat pertumbuhan organ tubuh bayi.
Tanpa gurita bayi justru lebih leluasa bergerak.
Kalaupun mau gunakan gurita, mengikatnya longgar, dan jangan yang banyak talinya.
Pada Ibu
Penggunaan gurita pada ibu usai melahirkan tidak memberikan efek positif dalam mengecilkan atau mengencangkan perut.
Memang saat mengenakan stagen ataupun gurita perut ibu akan terasa kencang.
Tapi tahu kah, setelah stagen dilepas, perut akan kembali kendur seperti semula.
Percayalah, sampai berapa lama pun mengenakannya tetap akan seperti itu.
Untuk mengecilkan perut yang kendur pasca melahirkan, baiknya ibu melakukan senam atau olahraga.
Baca Juga: Badan Sakit dan Ngilu? 16 Penyakit dan Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Pasalnya, saat hamil, otot-otot tubuh anda menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar panggul.
Untuk mengencangkan kembali otot dinding perut, dapat melakukan latihan seperti sit up dan jogging, tapi jangan mengangkat beban yang berat.
Untuk otot dasar panggul, bisa mengencangkannya dengan latihan senam kegel.
Senam kegel adalah senam untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dan saluran kemih, yang juga berguna untuk mencegah mengompol saat proses persalinan.
Bisa juga melakukan sinam nifas, yang dilakukan pada saat nifas atau setelah melahirkan, dengan menekankan pada latihan pernapasan dan perut.
Senam ini jauh lebih bermanfaat dalam mengembalikan kekecangan perut anda setelah bersalin, dengan cara yang sehat pula dan tentu saja tidak menyiksa.(*)
Baca Juga: Menu Sahur dan Berbuka Puasa yang Sehat Bagi Penyandang Hipertensi
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar