GridHEALTH.id - Bulan Ramadan dianggap sebagai bulan paling suci dalam agama Islam.
Menurut keyakinan Islam, setiap Muslim dewasa diwajibkan untuk menjalankan puasa dari fajar hingga senja.
Ini adalah waktu pemurnian diri, refleksi yang menanamkan semangat cinta dan kasih sayang. Dengan beberapa pengecualian, setiap orang diharapkan untuk menjalankan latihan spiritual ini.
Ada banyak spekulasi tentang fakta apakah orang yang menderita diabetes bisa berpuasa atau tidak.
Ada pergumulan antara kesehatan dan iman selama periode ini. Sering dikatakan bahwa orang dengan tingkat diabetes yang lebih rendah dapat berpuasa.
Sesuai dengan kitab suci Al-Qur'an, orang dengan masalah kesehatan yang parah dibebaskan dari puasa.
Penyandang diabetes disarankan makan setiap 4-6 jam sekali. Mereka dianjurkan untuk mengatur makanan mereka dengan benar.
Tapi Ramadan membutuhkan 11-16 jam puasa, bahkan bisa lebih di beberapa negara. Ini bisa berbahaya bagi kesehatan dan menyebabkan masalah dalam jangka panjang. Penyandang diabetes harus mewaspadai hal ini.
Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah turun di bawah tingkat normal. Puasa berjam-jam dapat mempengaruhi kadar glukosa darah sampai batas tertentu.
Kita juga dapat mengalami Ketoasidosis Diabetik di mana tubuh mulai membakar lemak untuk energi jika tidak mendapatkan cukup glukosa.
Baca Juga: Aturan Minum Obat Bagi Penyandang Diabetes Saat Jalani Puasa Ramadan
Baca Juga: 6 Obat Ambeien yang Dijual Bebas Tanpa Resep, Kenali Cara Penggunaanya
Ini membentuk produk limbah yang disebut keton, yang pada gilirannya membuat darah menjadi asam. Ini bisa berbahaya bagi kesehatan.
Kadar glukosa darah bisa naik jika makan berlebihan saat berbuka yang disebut hipoglikemia. Karena tidak diperbolehkan minum air saat puasa, itu juga bisa menyebabkan dehidrasi.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar