GridHEALTH.id - Pegiat media sosial Ade Armando sebelumnya dilaporkan didagnosis dokter mengalami gegar otak.
Hal itu diungkapkan langsung Ketua Umum Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) sekaligus kerabat Ade Armando, Sigit Widodo, seperti dilansir dari Beritasatu.com, Selasa (12/4/2022).
Menurut Sigit, karena gegar otak yang dialami, Ade Armando harus dipantau tim dokter setiap dua jam.
"Berdasarkan diagnosis dokter, Bang Ade mengalami gegar otak lumayan parah."
"Akibat luka pada bagian kepala dan ada pendarahan di dalam sehingga harus dipantau kondisinya dalam 2 jam sekali," ujarnya.
Meski demikian, kondisi Ade Armando saat ini sudah berangsur membaik, bahkan sudah mulai bisa berkomunikasi.
"Beliau tadi sudah sempat melakukan video call bareng teman-teman di PSI," kata Sigit.
Namun terlepas dari itu, pemulihan pasien gegar otak memang memerlukan waktu.
Lantas berapa lama prose penyembuhan pasien gegar otak?
Baca Juga: Kondisi Kesehatan Terkini Ade Armando, Ruang Perawatannya Dipindah, Tidak Boleh Dijenguk
Dilansir dari laman beaumont.org, sekitar 80 % gegar otak sembuh dalam tujuh hingga 14 hari, dengan rata-rata 10 hari.
Orang dengan gegar otak tidak boleh kembali berolahraga atau aktivitas fisik lainnya lebih cepat dari satu minggu setelah mengalami cedera.
Pemulihan pasien gegar otak umumnya memiliki dua atau tiga fase tergantung pada tingkat keparahan gegar otaknya:
1. Fase Akut
Fase akut adalah periode awal setelah mengalami gegar otak dimana pasien masih mengalami gejala.
Fase ini bisa berlangsung seminggu atau lebih.
Selama fase akut, otak yang mengalami gegar otak membutuhkan istirahat mental dan fisik untuk pulih dari cedera.
Mengurangi jumlah aktivitas di otak akan membantu mengurangi gejala dan memulai proses penyembuhan.
Selain itu, orang dengan gegar otak tidak boleh berpartisipasi dalam aktivitas fisik apa pun sampai dinyatakan sembuh oleh penyedia layanan kesehatan.
Baca Juga: Inilah yang Dimaksud Muntah Darah, Seperti yang Banyak Diberitakan Pasca Pengeroyokan Ade Armando
Peristiwa yang berpotensi mengancam jiwa ini dapat terjadi akibat pukulan kedua, seringkali ringan, pada kepala yang diderita sebelum pemulihan dari cedera awal terjadi.
Pada akhirnya, kunci untuk pemulihan yang cepat adalah istirahat fisik dan mental.
Pasien dapat meminum obat pereda nyeri sesuai resep, dan menggunakan kantong es di kepala dan leher untuk kenyamanan.
Mereka mungkin juga perlu tidur atau beristirahat.
2 Fase Pemulihan
Fase pemulihan terjadi setelah pasien merasakan perbaikan fisik, seperti sakit kepala mereda, dan skor tes neurokognitif pascagegar otak telah membaik.
Selama fase ini, pasien dapat secara bertahap kembali ke aktivitas akademik dan atletik seperti yang diarahkan oleh penyedia layanan kesehatan.
Namun, akomodasi akademik mungkin diperlukan selama fase pemulihan karena gegar otak masih dapat memengaruhi pemikiran, perhatian, fokus, memori, kecepatan belajar, dan pemrosesan mental.
3. Fase Kronis
Fase kronis terjadi dalam beberapa kasus ketika pasien mungkin mengalami masalah yang lebih lama (kronis) dengan fungsi kognitif.
Jika tidak dikelola, masalah ini berpotensi berdampak signifikan terhadap kehidupan pasien secara keseluruhan.
Pasien yang berada dalam fase gegar otak kronis akan dirujuk ke salah satu spesialis rehabilitasi saraf kami yang akan menangani gejala kronis tersebut.
Tidak ada dua gegar otak yang persis sama, sehingga perawatan individual diperlukan.
Perkembangan otak sangat bervariasi, sehingga gejala yang dialami oleh satu orang mungkin sama sekali berbeda dengan orang lain.
Beberapa pasien membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari gegar otak karena berbagai alasan.
Oleh karena itu, setiap gegar otak dikelola secara individual.(*)
Source | : | Beaumont.org,Beritasatu.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar