Ketidaknyamanan ini lantaran hormon estrogen dan progesteron mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi.
Jika sakitnya masih bisa ditahan, itu masih bisa disebut normal.
Akan tetapi jika sampai pingsan atau sakit yang luar biasa hingga sampai mengganggu aktivitas, patut dicurigai dan harus segera periksa ke dokter.
Baca Juga: Gejalan Hepatitis yang Sering Tidak Disadari, Berikut Jenis dan Pencegahannya
Nanti dokter yang akan memutuskan langkah-langkah medis selanjutnya.
Satu hal yang perlu diwaspadai, anemia merupakan komplikasi akibat perdarahan yang berlebihan pada gangguan menstruasi.
Jadi, sudah seharusnya perempuan melakukan deteksi dini adanya gangguan menstruasi.
Sebelum terjadi komplikasi, antisipasi penyebabnya, karena anemia berat yang tidak dikoreksi dapat berakibat gagal ginjal dan gagal jantung.
Sedangkan malnutrisi dan kelainan metabolik yang menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi, apabila tidak dilakukan perbaikan dapat berakibat gangguan multiorgan yang lebih berbahaya dibandingkan gangguan menstruasinya itu sendiri.
Karena itu sekali lagi sebaiknya saat Mama mengalami gangguan menstruasi segera konsultasikan hal ini pada ahli.
Deteksi dan Penanganan Gangguan Menstruasi
Untuk deteksi dan penanganan dini, setiap gangguan menstruasi perlu dilakukan kajian.
Langkah awal berupa konsultasi dengan dokter, baik umum maupun spesialis ginekologi.
Baca Juga: Vaksin mRNA kini Masuk Uji Klinis Fase 1 untuk Jadi Vaksin HIV
Apabila perlu dilakukan kajian lebih lanjut dengan beberapa pemeriksaan spesialistik, patuhilah.
Apabila diperlukan tindakan operatif (kuretase, laparoskopi, laparotomi), segera laksanakan sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dan agar tidak mengganggu kesehatan reproduksi.(*)
Baca Juga: Tanda-tanda Darurat Pada 3 Penyakit Kronis yang Paling Banyak Diderita
Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Gangguan Menstruasi
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar