GridHEALTH.id – Cuaca panas dirasakan oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam beberapa hari belakangan ini.
Udara panas mulai terasa setelah Idul Fitri pekan lalu dan tidak hanya dirasakan pada siang saja, tapi juga malam hari.
Miming Saepudin selaku Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, cuaca panas ini diduga terjadi karena beberapa wilayah di Indonesia memasuki puncak musim kemarau.
“Saat ini posisi semua matahari sudah berada agak di wilayah Utara ekuator, atau tepatnya di sekitar lintang 140 Lintang Utara dan masih bergerak ke Utara hingga Juni mendatang yang mengindikasikan bahwa puncak musim kemarau mulai berlangsung di wilayah Indonesia secara umum,” kata Miming, dikutip dari Kompas.com (06/05/2022).
Udara panas seperti yang dirasakan saat ini, diperkirakan akan dirasakan oleh warga Jakarta dan daerah lain di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara hingga pertengahan Mei.
“Umumnya di wilayah Pulau Jawa-Bali hingga Nusa Tenggara kondisi cuaca cerah pada siang disertai suhu cukup terik pada siang hari harus diwaspadai adanya suhu terik pada siang hari,” jelasnya.
Di tengah cuaca panas seperti saat ini, salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi adalah dehidarasi.
Dehidrasi merupakan kondisi di mana tubuh kehilangan banyak cairan daripada yang dibutuhkan. Saat ini terjadi, tubuh tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Risiko Dehidrasi
Dilansir dari Cleveland Clinic, salah satu penyebab seseorang mengalami dehidrasi adalah menjalani aktivitas di tengah cuaca panas. Terutama jika ini dilakukan di luar ruangan.
Baca Juga: Pengobatan Norovirus, Pasien Jangan Sampai Dehidrasi, Terutama Pada Lansia dan Anak-anak
Dokter pengobatan darurat Baruch Fertel, MD, mengatakan penting untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi. Misalnya rasa haus yang intens, buang air kecil lebih jarang, kulit hangat saat disentuh, dan tidak menghasilkan keringat.
Source | : | Kompas.com,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar