GridHEALTH.id - Penyakit hepatitis akut yang tengah melanda banyak negara masih menjadi misteri bagi para ahli kesehatan di dunia.
Sebab sampai saat ini penyebab dan cara penularan penyakit tersebut masih belum diketahui secara pasti alias penyakit unknown etimiologi.
Selain itu pengobatan penyakit hepatitis akut misterius ini juga masih bersifat penunjang atau dengan pengobatan suportif.
Hal itu seperti diungkap Ketua Unit Kerja Gastro-Hepatologi IDAI sekaligus Ahli Gastrohepatologi Anak, Muzal Kadim, pada Minggu (08/05/2022), dalam Acara Tanya Jawab dengan Media yang diikuti GridHEALTH.id.
Menurut Muzal, pengobatan suportif dilakukan dokter dan tenaga medis lainnya supaya sistem imun pasien menjadi lebih kuat.
Ini penting, sebab penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus seperti hepatitis bisa dilawan dengan sistem imun yang kuat.
"Virus ini sembuhnya sebagian besar oleh kekebalan tubuhnya sendiri. Jadi pengobatan yang diberikan sebetulnya suatu pengobatan yang suportif atau penunjang," ujarnya.
Muzal mengatakan jika anak dengan hepatitis akut mengalami demam, maka pihak tenaga kesehatan akan memberikan obat demam.
Dengan kata lain, pengobatan dilakukan tergantung pada gejala yang dialami pasien.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Saat Anak Alami Gejala Hepatitis Akut Misterius
"Jadi kebanyakan pengobatannya adalah supportif, penunjang dan itu penting. Kalau untuk hepatitis ini sangat penting penunjang ini."
"Misalnya kalau kasus yang ringan pasti tirah baring, istirahat, makan cukup, kemudian minum cukup."
"Kalau demam diberikan obat penurun panas. Kalau anaknya sehat, kekebalan baik, itu nanti akan lebih baik dalam proses melawan (virus). Dibandingkan kalau anak misalnya dengan kekebalan yang kurang," jelas Muzal.
Akan tetapi yang masih menjadi misteri bagi para ahli kesehatan di dunia adalah hepatitis akut ini kebanyakan terjadi pada anak yang sehat.
Berdasarkan laporan di Inggris, kebanyakan anak yang terinfeksi penyakit tersebut tidak memiliki riwayat imunokompromais atau penurunan sistem imun.
"Anak yang terkena hepatitis akut ini bukan gizi kurang, bukan gizi buruk yang menurunkan sistem imun. Tidak terkena infeksi berat yang lain. Akan tetapi anak dalam kondisi yang sehat."
"Karenanya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara resmi lpenyakit hepatitis akut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB)," jelas Muzal.
Penyebaran hepatitis akut misterius
Hepatitis akut ini kasusnya pertama kali dilaporkan pada awal April di Skotlandia tengah pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun.
Selang beberapa hari setelah kasus hepatitis akut terindentifikasi di Skotlandia, dilaporkan 74 orang anak mengalami kondisi yang sama di Inggris.
Negara-negara lain pun juga kemudian menyusul melaporkan adanya kasus hepatitis akut misterius yang menyerang sejumlah anak-anak.
Rata-rata kasus hepatitis ini terjadi pada anak-anak yang berusia satu bulan hingga 16 tahun.
Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya virus hepatitis seperti hepatitis A, B, C, D, dan E yang umum menyebabkan infeksi.
Di Indonesia sendiri, tiga orang anak diduga meninggal dunia akibat hepatitis akut pada akhir April lalu.
Pecegahan hepatitis akut pada anak yang saat ini bisa dilakukan oleh orangtua adalah dengan selalu menjaga kebersihan. Pasalnya hepatitis ini mudah ditularkan melalui saluran cerna.
Pastikan selalu mencuci tangan, menjaga kebersihan sanitasi dan makanan yang dikonsumsi, serta tidak melakuakn kontak dengan orang yang sedang muntah atau diare.
Penting juga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang selama ini dijalani.(*)
Baca Juga: Tak Hanya Hepatitis Akut Misterius, WHO Tetapkan 10 Penyakit Sebagai KLB Sepanjang April 2022
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar