Brace tidak akan mengurangi kelengkungan yang sudah ada. Pada pasien dewasa, kawat direkomendasikan untuk waktu yang singkat, seperti ketika mereka melakukan pekerjaan manual.
Penggunaan jangka panjang untuk orang dewasa dapat menyebabkan tulang belakang menjadi kaku dan otot punggung melemah.
- Pembedahan: Diperlukan jika skoliosis terus berkembang meskipun sudah dipasang brace. Pasien yang memiliki kelengkungan tulang belakang 40-50 derajat dapat direkomendasikan operasi fusi tulang belakang.
Ini melibatkan cangkok tulang untuk menyatukan vertebra secara permanen. Batang logam, kait, dan sekrup digunakan untuk menahan tulang di tempatnya sampai menyatu.
Salah satu kelemahan dari proses fusi ini untuk anak-anak adalah tulang-tulang yang disatukan berhenti tumbuh, oleh karena itu prosedur pembedahan ini digunakan sebagai upaya terakhir untuk anak-anak dan remaja yang masih memiliki beberapa tahun pertumbuhan tersisa.
"Pemasangan kawat punggung tidak akan membantu pasien dengan skoliosis kongenital atau mereka yang menderita skoliosis neuromuskular. Skoliosis kongenital juga sulit diobati dengan operasi dan mungkin memerlukan beberapa operasi,” kata Dr Guo.
Baca Juga: Mengenal Sindrom HELLP, Komplikasi Kehamilan Dampak Preeklamsia
Baca Juga: Candida Auris, Super Bug Mematikan Bisa Menjadi Ancaman Global
Komplikasi skoliosis bisa terjadi pada kasus yang parah, dimana tulang rusuk dapat menekan paru-paru dan jantung sehingga menyebabkan komplikasi.
Komplikasi tersebut menimbulkan masalah pernapasan, kerusakan paru-paru dan jantung atau kerusakan saraf dan sakit punggung terus-menerus.
Skoliosis tidak dapat diatasi dengan memperbaiki postur. Makanan, suplemen vitamin dan program olahraga juga tidak terbukti membantu dalam mengobati kondisi atau menghentikan perkembangannya.
Namun, pasien skoliosis disarankan untuk tetap fit dan aktif untuk prognosis yang lebih baik.
“Jika pasien mendapatkan pengobatan yang tepat untuk skoliosis pada tahap awal, mereka dapat menjalani kehidupan normal,” kata Dr Guo. (*)
Source | : | WebMD,Gridhealth.id,Singapore Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar