GridHEALTH.id - Gejala gagal jantung termasuk sesak napas pada tingkat aktivitas fisik yang sangat rendah, kelemahan umum, kelelahan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, detak jantung tidak teratur dan batuk terus-menerus atau mengi.
Kita mungkin mengalami gagal jantung ketika otot jantung tidak mampu memompa darah. Ini mungkin terjadi sebagai akibat dari penyakit arteri koroner atau hipertensi.
Gangguan kesehatan ini membuat jantung terlalu lemah untuk berfungsi secara efisien. Perawatan dini sangat penting karena jika tidak dapat menyebabkan kerusakan permanen dan bahkan kematian.
Menurut sebuah penelitian di University of Missouri, olahraga secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah pada pasien gagal jantung.
Biasanya, sebagian besar dokter menyarankan istirahat untuk pasien tersebut dan juga meminta mereka untuk menahan diri dari aktivitas fisik yang berat termasuk semua jenis latihan.
Tetapi para peneliti dari penelitian ini sampai pada kesimpulan ini setelah mempelajari babi, yang memiliki pembuluh darah dan otot jantung yang mirip dengan manusia.
Mereka mempelajari tiga kelompok babi yang berbeda dengan gagal jantung. Satu kelompok tidak aktif sementara yang lain berolahraga menggunakan interval dengan tingkat intensitas yang lebih tinggi untuk periode waktu yang singkat dicampur dengan periode intensitas yang lebih rendah.
Kelompok ketiga berolahraga dengan tingkat intensitas yang lebih rendah secara konstan. Para peneliti mengatakan bahwa 'terlepas dari intensitas atau durasi latihan, setiap tingkat latihan menghasilkan peningkatan kesehatan pembuluh darah di jantung'.
Mereka lebih lanjut menambahkan bahwa orang dengan gagal jantung tidak dapat melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh individu yang sehat.
Baca Juga: Gangguan Jantung Bisa Terjadi Setahun Setelah Sembuh dari Covid-19
Baca Juga: Pengobatan Kanker Prostat Berdasar Stadium, Operasi Hingga Kemoterapi
Jadi, pertanyaannya adalah seberapa banyak olahraga yang dapat mereka tangani dan jenis dampaknya bagi kesehatan mereka?
Source | : | WebMD,The Health Site |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar