Dia mengatakan kalau anak-anak dan suaminya kondisinya membaik setelah berkumur air garam setiap pagi dan malam hari.
Terbatasnya informasi
Agensi berita resmi Korea Utara, KCNA, melaporkan ada sekitar 392.920 orang yang mengalami demam dan kasus kematian bertambah menjadi delapan.
Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un, pada Minggu (15/05/2022), mengatakan bahwa cadangan obat-obatan tidak mencapai seluruh masyarakat.
Dia memerintahkan korps medis tentara untuk membantu menstabilkan pasokan di ibukota Pyongyang, di mana wabah terpusat.
KCNA mengatakan berdasarkan perhitungan kumulatif, fenomena demam dialami oleh 1.213.550 orang, dengan 50 kematian.
Akan tetapi, mereka tidak secara gamblang menjelaskan berapa banyak kasus infeksi yang dicurigai terpapar virus corona dan telah menjalani tes.
Baca Juga: Tak Hanya Vaksinasi Covid-19, Vaksinasi Bayi, Balita, dan Anak Masuk PeduliLindungi
Pihak berwenang mengatakan, sebagian besar kasus kematian terjadi karena kecerobohan dalam mengonsumsi obat-obatan dan kurangnya pengetahuan serta pemahaman, mengenai Covid-19 varian Omicron dan metode pengobatan yang tepat.
WHO telah mengirimkan beberapa peralatan kesehatan dan persediaan lainnya ke Korea Utara, tapi belum mengatakan obat apa yang dikandungnya.
Negara tetangga China dan Korea Selatan, juga siap memberikan bantuan apabila Korea Utara menyatakan membutuhkannya.
Selain mengklaim antibiotik dan obat rumahan bisa mengatasi Covid-19, negara tersebut juga punya sejarah panjang dalam mengembangkan pengobatan yang belum terbukti secara ilmiah.
Misalnya saja, suntikan dari tanaman gingseng yang diklaim bisa menyembuhkan segala hal, mulai dari penyakit AIDS hingga impotensi.
Dalam laporan bulan Maret, seorang penyelidik hak asasi manusia PBB mengatakan layanan kesehatan Korea Utara tertanggu, akibatnya kurangnya investasi dalam infrastruktur, tenaga medis, peralatan dan obat-obatan, pasokan listrik, dan fasilitas air serta sanitasi yang tidak memadai.
Baca Juga: Satu Pasien Covid-19 Meninggal di Korut, 187 Ribu Warga Diisolasi
Source | : | Reuters,Times of India |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar