GridHEALTH.id - Bagi sebagaian orang makan banyak jadi kebiasaan yang perlu dihindari karena bisa menyebabkan berat badan naik.
Namun tak sedikit juga rupanya orang yang justru suka makan banyak tapi tetap langsing.
Hal ini pun menjadi pertanyaan tersendiri bagi kebanyakan orang.
Lantas mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Disebutkan sebuah penelitian, bahwa ada beberapa orang yang terlahir dengan kemampuan bisa membakar kalori lebih cepat ketimbang orang lain.
Dr Ines Barroso, peneliti di University of Cambridge, menungkapkan hal tersebut, dia memperlajari tentang obesitas dari sisi genetis.
Hormon yang mempunyai peran paling penting dalam rasa lapar yakni leptin.
Leptin menjadi hormon yang menentukan seberapa lapar untuk waktu mendatang.
Terlepas dari hal tersebut, faktor genetik juga mempunyai peran sangat signifikan dalam kecenderungan seserorang menambah attau mengurangi berat badan.
Setidaknya ada lebih dari 250 DNA berbeda yang telah diidentifikasi oleh peneliti terkait dengan masalah obesias.
Baca Juga: Healthy Move, Menggunakan Hula Hoop Agar Tubuh Langsing dan Bugar
Penelitian tersebut membandingkan 1.622 oranng sehat BMI (Body Mass Index) rendah terhadap 1.985 orang dengan obesitas parah dan 10.443 orang dengan berat badan normal.
Penelitian tersebut mengungkapkan, partisipan kurus mempunyai gen terkait obesitas lebih sedikit ketimbang lainya.
Tapi perlu diketahui, berat badan ini tak hanya ditentukan oleh gen saja.
“Kami tidak menemukan gen yang secara eksklusif melindungi dari obesitas atau membuat seseorang rentan obesitas,” kata Barroso.
Kecenderungan unuk menambah serta mempertahankan berat badan dipengaruhi oleh banyak faktor di luar kendali diri.
“Namun, seseorang yang cepat bertambah berat badannya bukan berarti dirinya kurang mengontrol diri. Penilaiannya tidak sama antara satu orang dengan orang lain,” kata dia.
Dikutip dari Live Science, Minggu (2/8), Kathleen Melanson, seorang Profesor nutrisi dan ilmu makanan dari University of Rhode Island, menjelaskan kondisi tersebt disebabkan oleh banyak faktor.
"Ada faktor genetik, nutrisi, dan perilaku. Ketiga faktor ini bersifat relatif pada tiap individu, sehingga hasilnya pun berbeda,” ujar Melanson.
Satu di antara banyak faktor yang tidak mempunyai hubungan dengan tipe tubuh, metabolisme, atau genetik adalah persepsi.
Baca Juga: Healthy Move, Langsing dan Kencangkan Tubuh Dengan Latihan Jalan Kaki 25 Menit
Melanson menjelaskan, orang yang terlihat makan lebih banyak tanpa bertambah berat badannya, sebenarnya dia tidak makan lebih banyak dari diri kita sendiri.
Sebagai contoh, ketika ada orang makan es krim tiap hari mungkin mengurangi konsumsi karbohidrat pada makanan lainnya.
“Terkadang jika Anda menghitung asupan kalori mereka, orang-orang ini tidak makan lebih banyak dibanding Anda,” ujar Dr Frank Greenway, Chief Medical Officer di Pennington Biomedical Research Center.
Perlu diketahui, aktivitas fisik pun menjadi pembeda untuk orang-orang ini.
Tapi, hal itu teraebut bukan hanya sebatas olahraga fisik atau di gym semata.
“Beberapa orang bergerak lebih banyak, meski mereka bukan atlet. Misal mereka memiliki profesi yang mengharuskan bergerak aktif, atau seorang ibu rumah tangga yang harus menjaga anak-anak berlarian sepanjang hari,” ungkap Melanson.(*)
Baca Juga: Jangan Berlebihan, Ini Porsi Nasi yang Ideal Saat Makan Sahur
Source | : | Livescience,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar