GridHEALTH.id – Polemik antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) masih terus menarik perhatian banyak orang.
PDSI diektahui tidak mengizinkan anggotanya bergabung dalam dua organisasi profesi sejenis. Sehingga jika ingin bergabung, maka dokter perlu mengundurkan diri dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
“Kami sudah sepakat, untuk di satu organisasi profesi sehingga tidak double keanggotaan, yaitu di PDSI saja,” kata Ketua PDSI Jajang Edy Prayitno, dikutip dari Tempo, Jumat (20/05/2022).
Dia mengatakan bahwa PDSI sangat terbuka bagi dokter yang hendak mendaftar dan bergabung dalam organisasi tersebut.
Lalu, bagaimana respon IDI jika ada anggotanya yang ingin bergabung dengan PDSI?
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Adib Khumadi menyatakan bahwa tidak akan ada sanksi yang akan diberikan kepada anggota yang melakukan hal tersebut.
Pasalnya, Adib menganggap bahwa PDSI merupakan sebuah organisasi masyarakat.
Bukan hanya tidak memberi sanksi, Adib pun juga merasa bahwa jika ada anggota IDI yang beralih dan menjadi bagian dari PDSI. Dia pun juga tidak akan melarang hal tersebut.
Namun hingga saat ini, ia menyebutkan bahwa tidak ada anggota IDI yang mengajukan pengunduran diri.
Baca Juga: PDSI Usul UU Pendidikan Kedokteran Direvisi, IDI Dukung Selama Bukan Untuk Kepentingan Pribadi
“Kalau kemudian mereka mengundurkan diri, kami tak bisa memaksa, kami tak bisa menghalangi. Tapi sampai sekarang tidak ada,” kata Adib Khumadi.
Meski begitu, dia mengingatkan bahwa IDI merupakan satu-satunya organisasi profesi yang diakui oleh negara.
Selain itu, kewenangan memberikan rekomendasi izin praktik pun juga hanya dimiliki oleh IDI. Ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004.
Ikatan Dokter Indonesia dinyatakan sebagai organisasi tunggal, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi.
“Bahwa yang namanya national medical association adalah tunggal, tidak ada dualism yang memicu double standard,” pungkas Adib.
Mengenal PDSI
Nama PDSI mencuat di tengah-tengah masyarakat tak lama setelah mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dipecat dari IDI dan bergabung dengan organisasi tersebut.
Dilansir dari Tribunnews.com (27/04/2022), PDSI secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kaitan apapun dengan IDI.
Ketua IDI yang juga sekaligus mantan Staf Khusus Terawan, Jajang Edi Priyanto, yang secara langsung menyampaikan hal tersebut.
Baca Juga: IDI Lahir dari Bergabungnya 2 Organisasi Kedokteran, Kenapa Sekarang Muncul PDSI?
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya telah diejawantahkan dalam SK Kemenkumham No. AHU-003638.AH.01.07.2022.
“Adapun berdirinya perkumpulan ini adalah dalam memenuhi hak Warga Negara Indonesia dalam berserikat dan berkumpul yang dijamin Pasal 28 UUD 1945 selaku konstitusi tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
PDSI diketahui mempunyai tujuan untuk menjadi pelopor reformasi dalam dunia kedokteran Indonesia, yang menjunjung tinggi kesejawatan dan berwawasan Indonesia, demi meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Sementara itu, PDSI mengemban misi untuk mengayomi dokter dengan bersinergi bersama raykat dan pemerintah, meningkatkan taraf kesehatan rakyat Indonesia dan kesejahteraan anggota, dan mendorong inovasi anak bangsa dalam bidang kesehatan.
“Dengan demikian, PDSI berdiri atas cita-cita luhur para pendahulu di bidang ilmu kedokteran dengan mengutamakan nila-nilai kebangsaan, kekeluargaan, sopan-santun, dan senantiasa mengantisipasi kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi kedokteran,” pungkas Jajang.(*)
Baca Juga: Metode Cuci Otak Terawan Penelitiannya Cacat, Itu Baru Satu Fakta Penyebab Dirinya Diberhentikan IDI
Source | : | Tribunnews.com,Tempo |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar