Meskipun terlihat mengkhawatirkan tetapi dr. Aman menegaskan bahwa mikropenis dapat ditangani dengan baik.
Masih menurut dr. Aman, mikropenis yang tidak disertai dengan kelainan bawaan lain dapat diterapi dengan cara yang sangat sederhana.
Dengan cara pemberian suntikan hormon testosteron sebanyak 4 kali setiap 3-4 minggu.
Tapi dr. Aman tidak menganjurkan lebih lama dari waktu itu karena dosis yang tepat dapat menambah ukuran penis.
Selain itu tidak disarankan pula menggunakan obat-obat oral karena efek sampingnya lebih banyak.
“Ada satu jenis mikropenis yang bisa diobati dengan salep krim dehidrotestosteron. Yaitu, untuk anak yang kekurangan hormon 5-alfa-reduktase.
Jenis kelainan ini cukup khas karena disertai kelainan bentuk penis atau hipospadia, dengan saluran kencing berada di bawah penis. Kondisi ini mesti dibuktikan dengan pemeriksaan,” jelasnya.
Baca Juga: Angka Anak Stunting di Indonesia Turun, Tapi Menurut WHO Masih Tinggi
Terapi Pengobatan di Usia Kurang dari 6 Bulan
Walaupun mikropenis merupakan salah satu masalah yang paling sering dijumpai pada anak, tetapi penting untuk mendiagnosis mikropenis sedini mungkin.
Pengobatan akan efektif bila diberikan sebelum masa pubertas berakhir.
Lebih baik lagi bila pengobatan diberikan ketika anak berusia kurang dari 6 bulan.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar