GridHEALTH.id – Migrain menjadi jenis sakit kepala yang paling cukup sering dialami oleh banyak orang.
Berdasarkan data dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI, tingkat prevalensi migrain di Indonesia sebesar 22,4 persen.
Sakit kepala yang masuk dalam kategori migrain yakni jika sifatnya spesifik, mendadak, dan kadang-kadang disertai dengan kilatan cahaya di depan mata.
Seseorang bisa dikatakan mengalami migrain jika nyeri di kepala dirasakan berulang, lebih dari lima kali, dan durasinya cukup panjang 4-72 jam.
Selain itu, migrain juga menyebabkan kepala seperti berdenyut dengan intensitas sedang sampai berat, hanya menyerang di salah satu sisi, dan sensitif terhadap cahaya maupun suara.
Dokter Spesialis Akupuntur Klinik dr Newanda Mochtar, Sp.Ak yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjelaskan, migrain terjadi karena adanya ketidakseimbangan neurostransmitter.
“Penyebab migrain juga dapat berupa perubahan hormon pada wanita termasuk sebelum dan sesudah menstruasi, kehamilan, dan menopause,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima GridHEALTH.id, Selasa (24/05/2022).
Tak hanya itu, penggunaan obat-obat tertentu seperti kontrasepsi oral dan terapi pengganti hormon, ternyata juga bisa menjadi menyebabkan migrain.
Begitu pula dengan makanan yang setiap hari dikonsumsi, yang tanpa sadar dapat memicu terjadinya migrain.
Baca Juga: 3 Titik di Tubuh yang Bisa Dipijat Untuk Mengatasi Migrain, Tak Perlu Minum Obat
“Makanan seperti keju, makanan asin dan makanan yang diproses, pemanis aspartame dan monosodium glutamate, serta minuman beralkohol dan berkafein juga dapat memicu migrain,” kata dokter Newanda.
Migrain juga cenderung terjadi jika terkena paparan sinar matahari, siklus tidur yang berubah, dan pengaruh riwayat keluarga.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar