Ini menunjukkan bahwa dosis tunggal bisa memberikan perlindungan terhadap Covid-19, setidaknya selama enam bulan.
“Sementara vaksin Covid-19 sangat efektif dalam mengurangi rawat inap dan kematian, kasus terus melonjak dan banyak individu tetap berisiko tinggi, termasuk individu dengan gangguan kekebalan dan mereka yang tidak bisa divaksinasi,” kata Myron J. Levin, MD, Profesor Pediatri dan Kedokteran di University of Colorado School of Medicine yang terlibat dalam uji coba.
Hasil penelitian telah dipublikasikan di New England Journal of Medicine.
Mampu Menetralkan Varian yang Mendominasi
Myron juga mengatakan, bahwa Evusheld juga sudah terbukti dapat menetralkan Covid-19 varian Omicron atau BA.2 yang mendominasi kasus belakangan ini.
Mene Pangalos, Wakil Presiden Eksekutif AstraZeneca mengatakan, “Data ini menambah bukti yang mendukung penggunaan Evusheld untuk membantu mencegah Covid-19 dan gejala yang parah.”
Studi terbaru yang dilakukan oleh University of Oxford juga menunjukkan bahwa Evusheld dapat menetralisir Covid-19 sub-varian Omicron yakni BA.4 dan BA.5.
“Dengan menggabungkan dua antibodi dengan aktivitas yang berbeda dan saling melengkapi melawan SARS-CoV-2, Evusheld sejak awal dirancang untuk mengakali virus Covid-19 dan tetap kuat menghadapi kemampuan virus yang bermutasi dengan cepat ini,” kata John L. Perez, Wakil Presiden Senior sekaligus Ketua Pengembangan Vaksin & Terapi Kekebalan Tubuh AstraZeneca.
Menurut mereka, sekitar 2% dari populasi dunia mempunyai risiko tidak merespon dengan baik terhadap vaksinasi.
Baca Juga: Biaya Pengobatan Covid-19 Bisa Jutaan, Segera Jadi Peserta BPJS Kesehatan Sebelum Endemi
Kelompok ini termasuk orang yang menerima perawatan dialisis, menjalani kemoterapi, dan menggunakan obat imunosupresif seperti penderita rheumatoid arthritis.
Pada Maret lalu, terapi penggunaan Evusheld untuk mencegah Covid-19 ditinjau oleh otoritas kesehatan Eropa dan telah direkomendasikan penggunaanya di Amerika Serikat.(*)
Baca Juga: Risiko Penyakit Parkinson Meningkat Saat Terinfeksi Covid-19, Studi
Source | : | AstraZeneca |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar