Find Us On Social Media :

Risiko Penyakit Parkinson Meningkat Saat Terinfeksi Covid-19, Studi

Sebuah studi mengungkap hubungan infeksi Covid-19 dengan penyakit parkinson.

GridHEALTH.id - Siapa sangka infeksi Covid-19 memiliki hubungan dengan peningkatan risiko penyakit parkinson.

Diketahui penyakit parkinson sendiri merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf progresif dan dapat mempengaruhi gerakan serta keseimbangan tubuh.

Menurut laman mayoclinic.org (24/03/2022), kondisi ini menimbulkan beragam keluhan, seperti tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi.

Sementara itu, hubungan infeksi Covid-19 dengan peningkatan risiko penyakit parkinson diungkap sebuah studi terbaru dari para peneliti di Thomas Jefferson University dan New York University yang dilansir newatlas.com (18/05/2022).

Studi tersebut mencoba memahami bagaimana SARS-CoV-2 dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Parkinson.

Penulis pertama studi tersebut, Richard Smeyne mengatakan penjelasan paling umum disebut “hipotesis multi-hit."

Infeksi virus tidak secara langsung menyebabkan penyakit neurodegeneratif, tetapi justru membuat otak lebih rentan terhadap faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit.

“Kami memikirkan hipotesis 'multi-hit' untuk Parkinson, virus itu sendiri tidak membunuh neuron, tetapi membuat mereka lebih rentan terhadap 'second hit', seperti racun atau bakteri atau bahkan mutasi genetik yang mendasarinya,” kata Smeyne.

Sebuah studi sebelumnya oleh Smeyne menemukan tikus yang terinfeksi virus influenza H1N1 lebih mungkin mengalami neurodegenerasi ketika terkena MPTP, sebuah molekul yang digunakan untuk mensimulasikan neurodegenerasi seperti Parkinson pada model hewan.

Baca Juga: Mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto Wafat Karena Kanker Usus, Ini Gejala Dini yang Perlu Diwaspadai

MPTP secara khusus menargetkan neuron penghasil dopamin di ganglia basal sehingga telah digunakan secara konsisten selama beberapa tahun sebagai cara untuk memodelkan degenerasi Parkinson dalam penelitian pada hewan.

Penelitian baru melihat model tikus baru, yang direkayasa dengan reseptor manusia tertentu untuk memungkinkannya terinfeksi Covid-19.