Biasanya, masalah ini akan diselesaikan dalam beberapa tahun dengan sendirinya. Namun, jika itu tidak terjadi, hal itu dapat menyebabkan kerusakan testis dan penurunan produksi testosteron.
c. Hemachromatosis: Ini adalah kondisi keturunan di mana tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan yang kita makan.
Zat besi yang berlebihan ini disimpan di berbagai organ yang menyebabkan berbagai penyakit dan kondisi termasuk disfungsi kelenjar pituitari yang mempengaruhi produksi hormon testosteron.
d. Cedera pada testis: Cedera testis dapat terjadi dalam banyak cara. Ditendang atau terkena bola saat bermain, atau kecelakaan kendaraan dapat melukai testis.
Kerusakan pada satu testis mungkin tidak mengganggu produksi hormon seks pria. Namun, jika keduanya rusak, hipogonadisme dapat terjadi.
e. Penyakit radang: Penyakit radang tertentu termasuk penyakitnyatiositosis, sarkoidosis, dan tuberkulosis mempengaruhi hipotalamus dan kelenjar hipofisis menyebabkan hipogonadisme sekunder dan mempengaruhi produksi testosteron.
f. Gangguan hipofisis: Dianggap sebagai kelenjar utama tubuh, ia bertanggung jawab untuk memproduksi berbagai hormon yang mengarahkan proses tertentu atau merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan hormon.
Baca Juga: Khasiat Bawang Putih dan Madu, Ampuh Untuk Menurunkan Berat Badan
Baca Juga: Luka Diabetes 'Basah' dan 'Kering' Berisiko Timbulkan Komplikasi Parah yang Disebut Gangren
Setiap kelainan pada kelenjar pituitari dapat mengganggu produksi hormon ini termasuk testosteron. Juga, tumor yang terletak di atau dekat kelenjar pituitari dapat menyebabkan kekurangan testosteron atau hormon lainnya.
g. Stres: Stres meningkatkan kadar hormon kortisol dalam tubuh. Dan, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hormones and Behavior, telah mengungkapkan bahwa peningkatan kadar kortisol menurunkan produksi hormon testosteron.
h. Obesitas: Obesitas sangat terkait dengan kadar testosteron rendah pada pria, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care telah mengungkapkan. Namun, mekanisme di baliknya masih belum jelas.
i. HIV/AIDS: Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of STD & AIDS telah mengungkapkan bahwa HIV/AIDS terkait dengan kadar testosteron yang rendah pada pria. Menurut para dokter, tidak ada penjelasan yang jelas di balik asosiasi ini.
Namun, ada juga pendapat yang mengatakan berasumsi bahwa HIV itu sendiri dapat merusak fungsi gonad dan menyebabkan hilangnya produksi testosteron. (*)
Baca Juga: Lansia Rentan Terhadap Dehidrasi, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Baca Juga: Gejala Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi dan Balita Perlu Diwaspadai
Baca Juga: Waspadai Gejala Kanker Renal Cell Carsinoma, Kanker Ginjal Paling Umum
Source | : | Men's Health,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar