GridHEALTH.id – Cacar monyet adalah penyakit endemik yang umumnya ditemukan di negara-negara benua Afrika dan disebabkan oleh virus Monkeypox.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sudah menerima laporan sekitar 257 kasus konfirmasi cacar air dan 120 kasus dugaan dari 23 negara.
Dari lima negara di Afrika, WHO mengatakan ada 1.364 kasus dan 69 kematian akibat virus monkeypox. Namun, kematian gara-gara cacar monyet tidak terjadi di negara-negara luar Afrika.
“Sejak 2017, beberapa kematian orang akibat cacar monyet di Afrika Barat telah dikaitkan dengan usia muda atau infeksi HIV yang tidak ditangani,” kata mereka dalam laporan Minggu.
Terkait ditemukannya banyak kasus konfirmasi cacar monyet di negara lain, WHO mengatakan bahwa ini bisa meningkatkan risiko kesehatan dunia.
“Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan kesempatan untuk memantapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah, seperti anak kecil dan orang mengalami gangguan kekebalan,” jelas mereka.
Meningkatnya kasus cacar monyet sejak awal Mei ini di luar Afrika, menimbulkan banyak pertanyaan bagi para ahli kesehatan. Pasalnya kondisi ini baru pertama kali terjadi.
Kasus cacar monyet sejauh ini paling terbanyak ditemukan di Inggris, di mana para tenaga medis menerapkan isolasi pada orang yang terinfeksi dan kerabat terdekatnya.
Selain itu, mereka juga menawarkan pemberian vaksin smallpox, yang dapat mencegah cacar monyet.
Baca Juga: WHO Keluarkan Peringatan, Cacar Monyet Bisa Jadi Pandemi Selanjutnya
Mewabahnya cacar monyet secara tiba-tiba, menimbulkan dugaan bahwa sebenarnya virus monkeypox sudah menyebar luas di Inggris sejak dua atau tiga tahun lalu, tapi tidak terdeteksi.
Dugaan tersebut disampaikan oleh Prof David Heymann selaku ketua WHO untuk ancaman infeksi terhadap kesehatan global.
Source | : | WHO,The Guardian |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar