GridHEALTH.id – Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah Kementrian Agama, akan memberangkatkan kloter pertama jemaah haji asal Indonesia pada 4 Juni 2022.
Ini merupakan momen pertama, setelah sebelumnya ibadah haji tidak dilakukan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Tahun ini, Saudi Arabia memberikan kuota jemaah haji sebesar 100.051 orang, yang terdiri dari 7.226 jemaah dan 1.901 petugas.
Dari total jemaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci, 35,81 persen di antaranya masuk ke dalam kategori lanjut usia.
Jemaah haji yang bisa melakukan perjalanan ke Tanah Suci maskimal berusia 65 tahun 0 bulan per 30 Juni 2022.
Para jemaah juga diwajibkan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap atau sudah disuntik dua kali.
Jamaah Haji Tahun Ini Gunaan Wrist Band
Agar tetap bisa menjalani ibadah dengan aman dan nyaman, Kementerian Kesehatan meluncurkan aplikasi Tele Jamaah yang bisa digunakan untuk memantau kondisi kesehatan.
“Bentuknya tele jemaah, tele petugas, wrist band semacam smartwatch yang akan digunakan oleh jemaah sangat berisiko tinggi, kondisi kesehatan jemaah akan dipantau oleh petugas melalui teknologi,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes dr Budi Sylvana, MARS, dikutip dari laman Sehat Negeriku (3/6/2022).
Bagi para jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi, akan diberikan wrist band.
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem di Arab Saudi, 6 Tips Cegah Heat Stroke Bagi Jemaah Haji
“Kurang lebih ada tiga ribu semacam smartwatch, untuk tahun ini sebagai piloting, yang akan dipasangkan kepada jemaah paling risti (risiko tinggi),” jelasnya.
Wrist band yang digunakan oleh jemaah haji risiko tinggi, akan menunjukkan tensi darah normal 120/80.
Apabila tensi darahnya melebihi batas normal, seperti 150/80, maka secara otomatis sinyal akan masuk ke Tele Petugas.
Sedangkan aplikasi TeleJemaah bisa diakses oleh seluruh jemaah haji, yang bisa diunduh melalui Play Store.
Dalam aplikasi tersebut, tersedia data kesehatan jemaah haji. Terdiri dari tekanan darah, gula darah, saturasi oksigen, dan suhu tubuh.
Data diperoleh dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) dan tidak bisa diubah lagi.
“Jadi tinggal kita integrasikan data yang ada di Siskohatkes dengan TeleJemaah haji sebagai informasi jemaah haji kita sudah divaksinasi. Jadi lebih transparan sifatnya,” kata Budi.
Terdapat pula fitur yang berisikan jenis obat-obatan apa saja yang biasa diminum dan dibawa oleh para jemaah haji.
Budi menjelaskan, jika jemaah haji mempunyai keluhan dengan kesehatannya, maka bisa menggunakan aplikasi ini untuk memanggil petugas kesehatan.
Diklaim aplikasi TeleJemaah bisa mempunyai akurasi kurang lebih 4 meter dari posisi petugas ke lokasi darurat.
“Adapula tombol bantuan, ini nyambung ke aplikasi Tele Petugas. Nanti akan bisa dilihat titik koordinatnya jemaah ini oleh petugas terdekat, itu akurasinya sekitar 4 meter,” terangnya.
Secara keseluruhan, ada 12 fitur menu yang bisa digunakan oleh jemaah haji di aplikasi TeleJemaah.
Mulai dari input data kesehatan yang bersimbol hati, infromasi vaksinasi dengan simbol jarum suntik, atau info obat yang digambarkan dengan simbol obat kapsul dan tablet.
Selain itu, ada juga fitur riwayat pemeriksaan, table data kesehatan, kontak petugas, petunjuk arah untuk mencari lokasi layanan kesehatan, hingga prakiraan cuaca untuk memprediksi cuaca esktrem di Arab Saudi.(*)
Baca Juga: Heat Stroke Intai Jemaah Haji Tahun 2022, Ini Tanda dan Solusinya
Source | : | Sehat Negeriku |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar