GridHEALTH.id - Infeksi chikungunya yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti di Indonesia pada 1973 pernah menjadi wabah besar.
Malah tahun kemarin, 2019, Chikungunya menggemparkan Bogor, Jabar.
Kini penyakit infeksi misterius di Jakarta selatan yang diduga karena tikut, teryata adalah chikungunya.
Menurut Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwo, berdasarkan hasil pemeriksaan, 8 warga di Jakarta Selatan ternyata terpapar Chikungunya atau infeksi dari nyamuk dan bukan terpapar dari Leptospirosis atau air seni hewan.
"Kami turun melakukan penyelidikan epidemiologi, ternyata kecenderungan gejalanya ke Chikungunya karena gejalanya ada bintik-bintik, nyeri panas, dan mereka dalam waktu seminggu lebih," kata Maxi saat ditemui di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/6/2022), dilansir dari Kompas.com (3/06/2022).
Tapi, "Kita masih menunggu hasil labnya dari tikus di daerah sana, dan tunggu hasil lab IPB dan hasil lab Kemenkes lingkungan di Jakarta," ujarnya.
Maxi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah mengingat dimulainya musim hujan.
"8 orang ini sudah lama sembuh dan mengarah ke cikungkunya, satu kelurahan di Cipete Selatan. Cikungkunya menular sekali sepanjang ada nyamuk aedes aegypti itu menular," paparnya.
Penting diketahui, virus chikungunya dapat menyerang bagian persendian manusia hingga picu rasa linu pada tulang.
Meski tidak menimbulkan kematian tetapi chikungunya juga perlu diwaspadai, karena rasa sakit yang ditimbulkannya mana tahan.
Melansir dari Medscpae, chikungunya berpotensi melemahkan polyarthralgia bilateral dan, dalam menyebabkan beberapa kasus artritis.
Masa inkubasi chikungunya adalah 1-12 hari dan durasinya bervariasi dari satu hingga dua minggu, namun, tanda-tanda seperti nyeri sendi akan berlangsung lama.
Gejala infeksi yang paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh togaviridae alphavirus ini adalah demam dan nyeri sendi, termasuk sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam.
Nah, untuk menghindari Chikungunya, dikutip dari laman Lifealth, ada beberapa makanan yang dapat bantu cegah chikungunya.
Untuk artikel lengkapnya mengenai makanan yang bisa bantu cegah chikugunya bisa klik di SINI.
Adapun orang yang berisiko terkena kondisi perburukan dari penyakit ini termasuk bayi baru lahir yang terinfeksi sekitar waktu kelahiran, orang lanjut usia (lansia), dan orang dengan kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
Dilansir dari cdc.gov (17/12/2018), tidak ada vaksin untuk mencegah atau obat untuk mengobati virus chikungunya.
Meski begitu, kita bisa mempercepat pengobatan dengan cara:
Baca Juga: 10 Cara Tidur yang Dapat Membantu Kita Menurunkan Berat Badan
- Beristirahat yang cukup.
- Banyak minum cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Minum obat seperti acetaminophen (Tylenol®) atau parasetamol untuk mengurangi demam dan nyeri.
- Jangan minum aspirin dan obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya (NSAIDS sampai demam berdarah dapat disingkirkan untuk mengurangi risiko perdarahan).
- Jika kita minum obat untuk kondisi medis lain, bicarakan dengan dokter sebelum minum obat tambahan.
Sebagai catatan, jika kita terserang chikungunya, cegah gigitan nyamuk selama minggu pertama sakit.
Sebab selama minggu pertama infeksi, virus chikungunya dapat ditemukan dalam darah dan ditularkan dari orang yang terinfeksi ke nyamuk melalui gigitan nyamuk.
Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lain.
Jadi penularannya mirip demam berdarah.(*)
Baca Juga: Minum Kopi Tiap Hari Bikin Panjang Umur, Perlu Berapa Banyak?
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar