1. Berjuang untuk bernapas - beberapa detik setelah air tertelan, seseorang dengan spontan akan melawan dan berusaha mendapatkan napas kembali
2. Menahan napas tanpa sadar - dalam kondisi yang berusaha mendapatkan napas kembali, seseorang akan dengan tidak sadar menutup seluruh udara untuk mencegah lebih banyak air yang masuk ke paru-paru dan reaksi yang dilakukan adalah menahan napas.
3. Kehilangan kesadaran - setelah melewati proses bertahan dengan menahan napas yang biasanya berlangsung selama 2 menit, seseorang akan kehilangan kesadarannya.
4. Proses meninggal klinis ataupun bertahan - selama proses kehilangan kesadaran, terdapat dua kemungkinan seseorang akan meninggal ataupun bertahan dengan syarat segera mendapatkan resusitasi.
Pada proses ini, pernapasan akan berhenti dan jantung melambat dan berlangsung selama beberapa menit, setelah itu tubuh memasuki keadaan yang disebut kejang hipoksia.
Resusitasi akan membantu tubuh mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru.
Namun kematian klinis juga dapat terjadi saat otak, jantung, dan paru-paru dalam keadaan yang tidak bisa lagi dihidupkan kembali karena oksigen tidak ada yang masuk hingga tubuh tampak membiru dan pada saat inilah memasuki tahap akhir dari tenggelam yang disebut dengan hipoksia serebral.
Baca Juga: Putra Ridwan Kamil Hilang Terseret Arus Sungai, Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Tenggelam
Sikap proaktif sangat dibutuhkan dalam mencegah kecelakaan ini, beberapa langkah preventif dapat dilakukan antara lain:
1. Pengawasan penuh, khususnya terhadap anak-anak saat sedang bermain air.
Pastikan aktivitas yang mereka lakukan aman, karena faktanya untuk anak yang memiliki risiko lebih tinggi tidak memerlukan air dalam hingga tenggelam, karena hal ini juga bisa terjadi di air dangkal
2. Siapkan peralatan yang dapat mengapung
Source | : | Healhtline |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar