GridHEALTH.id - Masyarakat Indonesia kini tengah menaruh perhatian penuh pada Sungai Aare sejak musibah tenggelamnya Eril, anak dari Ridwan Kamil hingga penemuan jasadnya pada hari Rabu (08/06/2022).
Musibah yang menimpa Eril tentu menjadi hikmah bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempelajari langkah apa saja yang dapat dilakukan saat menemui situasi tidak terduga, salah satunya adalah tenggelam.
Nyatanya, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tenggelam menjadi penyebab paling umum kelima kematian akibat kecelakaan di Amerika, dengan kebanyakan orang yang meninggal adalah anak-anak.
Data ini menunjukkan bahwasanya tenggelam memiliki risiko ringan hingga mematikan.
Tenggelam yang menyebabkan kematian biasanya karena mati lemas, dengan kondisi di mana paru-paru seseorang telah dipenuhi oleh air dan mengganggu sistem pernapasan,
Saat paru menjadi berat dan sulit untuk bekerja normal, pasokan oksigen ke jantung pun menjadi berhenti, tanpa adanya suplai oksigen maka tubuh mengalami kematian.
Dilansir dari healthline.com (24/03/2020), dikatakan kemampuan rata-rata orang dapat menahan napas adalah sekitar 30 detik, untuk anak-anak panjangnya bisa lebih singkat.
Namun bagi orang yang telah mendapat pelatihan khusus keadaan darurat dan kondisi tubuh yang sangat baik dapat menahan napas di bawah air selama 2 menit.
Kemampuan seseorang bertahan dengan paru-paru dipenuhi air berbeda-beda dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya usia, berat badan, dan kesehatan pernapasan.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Jika Melihat Korban Tenggelam, Jangan Telat Karena Bisa Mengancam Jiwa
Penelitian menunjukkan seseorang dapat tenggelam dalam 1 ml cairan per kilogram berat badan, contohnya dengan berat badan 63,5 kg membutuhkan hanya seperempat cangkir air untuk tenggelam.
Tenggelam juga termasuk ke dalam insiden yang terjadi dengan sangat cepat namun juga secara bertahap, berikut ini beberapa tahapan yang dilalui:
1. Berjuang untuk bernapas - beberapa detik setelah air tertelan, seseorang dengan spontan akan melawan dan berusaha mendapatkan napas kembali
2. Menahan napas tanpa sadar - dalam kondisi yang berusaha mendapatkan napas kembali, seseorang akan dengan tidak sadar menutup seluruh udara untuk mencegah lebih banyak air yang masuk ke paru-paru dan reaksi yang dilakukan adalah menahan napas.
3. Kehilangan kesadaran - setelah melewati proses bertahan dengan menahan napas yang biasanya berlangsung selama 2 menit, seseorang akan kehilangan kesadarannya.
4. Proses meninggal klinis ataupun bertahan - selama proses kehilangan kesadaran, terdapat dua kemungkinan seseorang akan meninggal ataupun bertahan dengan syarat segera mendapatkan resusitasi.
Pada proses ini, pernapasan akan berhenti dan jantung melambat dan berlangsung selama beberapa menit, setelah itu tubuh memasuki keadaan yang disebut kejang hipoksia.
Resusitasi akan membantu tubuh mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru.
Namun kematian klinis juga dapat terjadi saat otak, jantung, dan paru-paru dalam keadaan yang tidak bisa lagi dihidupkan kembali karena oksigen tidak ada yang masuk hingga tubuh tampak membiru dan pada saat inilah memasuki tahap akhir dari tenggelam yang disebut dengan hipoksia serebral.
Baca Juga: Putra Ridwan Kamil Hilang Terseret Arus Sungai, Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Tenggelam
Sikap proaktif sangat dibutuhkan dalam mencegah kecelakaan ini, beberapa langkah preventif dapat dilakukan antara lain:
1. Pengawasan penuh, khususnya terhadap anak-anak saat sedang bermain air.
Pastikan aktivitas yang mereka lakukan aman, karena faktanya untuk anak yang memiliki risiko lebih tinggi tidak memerlukan air dalam hingga tenggelam, karena hal ini juga bisa terjadi di air dangkal
2. Siapkan peralatan yang dapat mengapung
Saat sedang berada di dalam air, pastikan untuk tetap membawa peralatan yang dapat mengapung di sekitar kita, seperti ban, pelampung, atau benda lainnya yang bisa dijadikan tumpuan dan pegangan sangat hendak terbawa arus atau pun kesulitan bernapas.
3. Pelajari CPR
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau dikenal dengan resusitasi jantung paru adalah bentuk pertolongan pertama yang bisa dilakukan kepada korban tenggelam, dengan harapan menghidupkan kembali organ paru dan jantung sambil menunggu bantuan medis darurat tiba.
4. Belajar berenang
Belajar berenang menjadi salah satu cara agar tidak terlalu takut air dan meningkatkan kewaspadaan akan seberapa bahanya air, karena telah dibiasakan bersama dengan air.
Baca Juga: Wisatawan Asal Kabupaten Serang Tenggelam di Pantai Florida Saat Libur Lebaran
Source | : | Healhtline |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar