Albino terjadi pada semua kelompok etnis di seluruh dunia. Menurut Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), sekitar satu dari 20.000 orang dilahirkan dengan albinisme, yang setara dengan sekitar 400.000 orang dari populasi global yang berjumlah 7,9 miliar.
Afrika memiliki insiden yang sedikit lebih tinggi, diperkirakan antara satu dari 5.000 dan satu dari 15.000 penduduk.
Salah satu populasi terbesar orang dengan albinisme diyakini berada di Tanzania, dengan sebanyak satu dari 1.400 orang lahir dengan kelainan tersebut.
Mengapa diskriminasi?
Orang dengan albinisme sering distigmatisasi karena penampilan mereka tetapi di Afrika di mana mereka menderita diskriminasi dan kekerasan terburuk karena kekuatan magis mereka.
Dalam sebuah studi tahun 2013, UTSS menemukan mitos tentang albinisme didorong oleh dukun, dengan salah satu yang paling berbahaya adalah kepercayaan bahwa menggunakan bagian tubuh penderita albinisme dalam ramuan dapat membawa keberuntungan atau keberuntungan bagi pengguna.
"Sihir memanfaatkan supernatural untuk menjelaskan fenomena manusia, anak kulit putih ini lahir dari orangtua yang tampak berkulit hitam," catat UTSS.
Pada Juli 2021, pakar albinisme Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengacara Nigeria Ikponwosa Ero, menyatakan kekhawatirannya atas "peningkatan yang mencolok" dalam kasus orang dengan albinisme yang dibunuh atau diserang untuk diambil bagian tubuhnya.
“Lebih tragis lagi, mayoritas korban adalah anak-anak,” tambahnya.
Baca Juga: Healthy Move, Sexercise, Latihan Olahraga Membuat Hubungan Intim Semakin Membara
Baca Juga: Banyak Penggemarnya Karena Dinilai Lebih Praktis Kenali Kandungan dan Efektivitas KB Suntik
Sebuah laporan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menemukan bukti lebih dari 200 kasus agresi ritual terhadap penderita albinisme antara tahun 2000 dan 2013."
UTSS, yang telah mencatat kasus-kasus kekerasan di seluruh Afrika, menempatkan Burundi, Republik Demokratik Kongo, Malawi, Mozambik, dan Tanzania sebagai negara-negara di mana serangan semacam itu paling sering terjadi.
Dalam kasus yang mengejutkan baru-baru ini, seorang anak albino berusia 4 tahun ditemukan terpotong-potong tubuhnya pada bulan Februari 2022 di timur laut Burundi dalam kasus yang diyakini terkait dengan perdagangan ilegal bagian tubuh dengan negara tetangga Tanzania. (*)
Source | : | Reuters,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar