GridHEALTH.id - Salah satu maslaah pada ketiak yang menakutkan adalah munculnya benjolan di ketiak.
Bagaimana tidak makutkan, benjolan di anggota tubuh itu idetentik dengan tumor dan kanker, walau tidak semuanya seperti itu.
Mengenai benjolan di ketiak, umumnya disebabkan oleh kelenjar getah bening di bawah ketiak.
Apa pun itu, benjolan di ketiak tidak boleh didiamkan.
Karena beberapa diantaranya perlu mendapat pertolongan serius dari dokter.
Untuk diketahui, benjolan pada ketiak ukuran bisa dari sangat kecil hingga cukup besar, tekstur benjolan juga bervariasi sesuai dengan apa yang menyebabkanya.
Ada juga yang ukurannya berubah secara bertahap, bahkan tidak hilang.
Nah, yang kasus seperti itu bisa jadi gejala penyakit yang lebih serius seperti kanker payudara, limfoma dan leukimia.
Adapun penyebab benjolan di ketiak, menurut laman medicalnewstoday bisa karena:
Baca Juga: Waduh, 63,25 Persen Jamaah Haji Asal Indonesia Risiko Tinggi
* Pertumbuhan jaringan fibrosa yang lama - kelamaan dapat menyebabkan kanker.
* Kista atau kantung yang berisi cairan.
* Reaksi alergi terhadap deodoran, antiperspirant, atau sabun.
* Infeksi virus dan bakteri.
* Pertumbuhan lemak (lipoma).
* Kanker payudara.
Benjolan di ketiak yang disebabkan oleh hal di atas, pada beberapa orang mungkin akan mengalami rasa sakit.
Benjolan di ketiak yang sakit, bisa juga karena infeksi, dengan gejala:
* Bengkak di seluruh getah baning di tubuh
Baca Juga: Healthy Move, Kurangi Lemak Paha Dengan Gerakan Olahraga Ringan
* Demam
* Berkeringat di malam hari.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana cara membedakan dan apa cirinya benjolan yang harus diperhatikan atau berbahaya, dan mana yang aman atau tidak menjadi serius?
Jawabnya, kita sebagai awam sulit sekali mengenali dan membedakan mana benjolan yang tidak menjadi serius, dan mana yang berbahaya.
Karenanya jika menemukan benjolan di beberapa bagian tubuh sebaiknya segera pergi ke dokter.(*)
Baca Juga: Sudah Rajin Sikat Gigi Tapi Bau Mulut? Ternyata Ini 4 Penyebabnya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar