GridHEALTH.id - Saat semua disibukan dengan datangnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, mantan Menkes, dr. Terawan Agus Putranto dengan yakin menyatakan jika penerima vaksin nusantara tidak perlu booster.
Malah menurutnya vaksin nusantara dapat melawan subvarian Omicron termasuk BA.4 dan BA.5.
"Sudah, Omicron sudah lengkap, antigen yang ada yang baru itu sudah lengkap, termasuk Omicron dan varian-variannya," tuturnya.
Hal itu dipaparkan Terawan saat menghadiri rapat dengan Komisi IX DPR RI mengenai pengawasan terhadap vaksin Covid-19 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Juni 2022.
"Yang jelas hasil evaluasi 1 tahun uji klinis 1 dan 2, kemampuan untuk memproteksi COVID-19 masih tinggi. Artinya apa? Vaksin Nusantara tidak perlu booster. Ini hasil uji klinis, bukan kata saya," tuturnya.
Ia mengatakan suntikan Vaksin Nusantara sudah cukup untuk menggantikan booster.
"Jadi ini bukan booster, suntikan saja sudah. Justru pakai ini tidak perlu booster,"
Karenanya Terawan berharap Kementerian Kesehatan dapat segera mengeluarkan izin edar alat kesehatan untuk membuat vaksin Nusantara.
"Kalau bisa secepatnya, target saya secepatnya, tapi semua kan tergantung yang memberi izin, tergantung regulator Kementerian Kesehatan," kata Terawan usai rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (20/6/2022).
Baca Juga: Diserang Subvarian BA.4 dan BA.5, Perlukah Vaksinasi Dosis Ke-4?
"Ya kalau bisa bulan ini bisa, kalau enggak bisa, bulan depan, kalau bulan depan enggak bisa, tahun depan, enggak bisa tahun depan ya habis 2024," papar Terawan, dikutip dari Kompas.com (20/06/2022).
Jika izin edar keluar, pihaknya dapat segera mendistribusikan alat pembuat vaksin Nusantara ke semua daerah, sehingga uji klinis 3 vaksin Nusantara bisa dimulai.
Mantan kepala RSPAD Gatot Soebroto itu mengeklaim, hasil uji klinis 1 dan 2 menunjukkan vaksin Nusantara memiliki proteksi tinggi terhadap Covid-19.
Belum keluarnya izin edar vaksin nusantara, Terawan mengaku tetap menghormati prosedur yang berlaku supaya izin edar alat pembuat vaksin Nusantara dapat keluar.
"Pokoknya kami sangat sangat sabar dan selalu taat pada aturan dan juga regulasi yang mereka buat, tapi prinsipnya kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit," jelasnya.
Kedatangannya ke DPR, ke Komisi IX DPR, menurutnya untuk meminta dukungan agar izin edar alat pembuat vaksin Nusantara cepat keluar.
Dari pertemuan tersebut, menurut Terawan anggota Komisi IX DPR mendukung agar izin edar segera keluar. Karena menurutnya hal itu selama ini mengalami kendala.
"Panja Komisi IX DPR ini betul-betul sangat men-support untuk supaya izin edar alkes untuk membuat vaksin Nusantara bisa diizinkan, sehingga uji klinisnya III bisa jalan dengan baik," papar Terawan.
Hal yang musti kita ketahui, seperti dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, vaksin Nusantara berbeda dengan vaksin Covid-19 lainnya yang bisa diberikan secara massal.
Menurutnya vaksin yang digagas oleh Terawan itu hanya bisa didapat di rumah sakit.
"Saat sekarang ini diterapkan di rumah sakit dan tentu treatment-nya sedikit berbeda karena sebagai imunoterapi dan dalam bentuk peralatan, alat-alat kesehatan," papar Airlangga ketika melakukan keterangan pers mengenai evaluasi hasil PPKM secara daring, Senin (10/1/2022).
Untuk diketahui, pengembangan vaksin ini dilakukan dengan metode sel dendritik (dendritic cell) autolog.
Ini artinya platform vaksin diambilkan dari sel individu itu sendiri.
Sehingga, secara garis besar dapat disebutkan untuk setiap orang dibuat vaksinnya sendiri.(*)
Baca Juga: Inilah Bahaya Sampah Plastik Bagi Kesehatan Manusia Jika Tidak Dikelola Dengan Baik
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar