GridHEALTH.id - WHO saat ini sedang gusar dan kesal. Bukannya tanpa alasan.
Pasalnya data Covid-19 dari China hilang.
Hilangnya data dari China, di mana kasus pertama dilaporkan pada Desember 2019, berarti tidak mungkin untuk mengidentifikasi secara pasti bagaimana virus ini pertama kali ditularkan ke manusia.
Laporan panel pakar WHO ini kemungkinan menambah keraguan untuk menentukan bagaimana dan di mana virus Covid-19 pertama kali muncul.
Kini sudah ada upaya merombak WHO dan prosedur darurat kesehatannya ketika badan tersebut berusaha untuk memulihkan reputasinya setelah bertahun-tahun dikritik atas penanganan pandemi.
WHO mengatakan, melansir Kompas.com (10/06/2022), laporan itu, yang pertama dari beberapa laporan panel pakar, juga tentang menyusun cara yang lebih baik untuk menyelidiki asal mula wabah di masa depan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyurati Pemerintah China dua kali pada Februari tahun ini untuk mencari informasi lebih lanjut.
Laporan itu mengatakan, China telah memberikan beberapa data berdasarkan permintaan.
Asal mula pandemi, yang telah menewaskan sedikitnya 15 juta orang, telah dipolitisasi. Para ilmuwan mengatakan penting untuk menetapkan apa yang terjadi untuk mencegah wabah serupa.
Baca Juga: Payudara Sering Terasa Gatal, Apakah Ini Jadi Pertanda Kanker?
Pakar kesehatan menekankan perlunya mengetahui bagaimana dan dimana Covid-19 bermula demi mencegah wabah serupa di masa depan.
Pakar kesehatan menekankan perlunya mengetahui bagaimana dan dimana Covid-19 bermula demi mencegah wabah serupa di masa depan.
Tim yang dikenal sebagai Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Menentukan Asal-usul Patogen Novel (SAGO) menyatakan, tidak mungkin untuk memberikan kesimpulan pasti karena kurangnya data.
Mereka juga mengatakan, jarak waktu yang lama setelah wabah awal muncul merupakan tantangan dalam penyelidikan ini.
“Semakin lama, semakin sulit jadinya,” kata Maria Van Kerkhove, pejabat senior WHO di sekretariat SAGO.
Namun, katanya, WHO akan mendukung semua upaya berkelanjutan untuk lebih memahami bagaimana pandemi dimulai.
Tapi sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa secara pribadi Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom sebenarnya percaya pandemi Covid-19 dimulai setelah kebocoran dari laboratorium China.
Mengutip klaim sumber senior pemerintah, The Mail melaporkan bahwa kepala WHO baru-baru ini bercerita kepada seorang politisi senior Eropa bahwa penjelasan yang mungkin atas munculnya virus corona adalah kecelakaan di sebuah laboratorium di Wuhan, tempat infeksi pertama kali menyebar pada akhir 2019.
Baca Juga: Kualitas Udara DKI Jakarta Hari Ini Terburuk di Dunia, Waspadai 5 Penyakit Ini
WHO pada awalnya dikritik karena pendekatannya yang dianggap terlalu memihak China atas pandemi, serta kesediaan untuk menerima protes Beijing bahwa klaim kebocoran laboratorium hanyalah 'teori konspirasi'.
Namun, dilansur dari Re RMOL.id (23/06/2022), dengan tidak adanya bukti kuat tentang penyebaran 'zoonosis' proses di mana virus berpindah dari hewan ke manusia organisasi tersebut sekarang mengambil sikap publik yang lebih netral.
Tedros sendiri sudah memperbarui pernyataannya terkait pandemi, dan berkata: "Kami belum memiliki jawaban tentang dari mana asalnya atau bagaimana virus itu memasuki populasi manusia "
“Memahami asal usul virus sangat penting secara ilmiah untuk mencegah epidemi dan pandemi di masa depan," kata Tedros.
"Semakin lama, semakin sulit jadinya. Kita perlu mempercepat dan bertindak dengan rasa urgensi," ujarnya.
Sebab menurut WHO penyelidikan terbarunya tentang asal-usul Covid-19 tidak mendapat kesimpulan yang meyakinkan. Faktornya utamanya karena data dari China hilang.(*)
Baca Juga: Cegah Sejak Dini, Ini 6 Gejala Kanker Payudara Tidak Boleh Diabaikan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar