GridHEALTH.id - Kasus konfirmasi Covid-19 dalam dua hari terakhir telah menembus angka 2.000 per hari.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun juga membenarkan bahwa telah terjadi peningkatan positivity rate Covid-19.
Per tanggal 28 Juni 2022, diketahui positivity rate Covid-19 meningkat menjadi 3,46 persen.
Peningkatan juga terjadi di bed occupancy rate (BOR) di sejumlah rumah sakit yang ada di DKI Jakarta.
Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria mengatakan, bahwa sebelumnya keteririsan 140 rumah sakit yang ada di Jakarta hanya sekitar 9 persen.
Namun, kini BOR rumah sakit rujukan Covid-19 telah meningkat hingga 12 persen.
Begitu juga dengan ruang Intensive Care Unit (ICU) yang ada di 140 rumah sakit, 11 persen telah terisi.
"Ya kalau data ini saat ini data BOR itu 12 persen, data ICU 11 persen. Memang ada peningkatan dari sebelumnya yang 5 persen," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (30/6/2022).
Kondisi ini tak lain karena adanya penambahan kasus Covid-19 yang signifikan di DKI Jakarta. Diketahui pada Selasa (28/6/2022), tercatat ada 1.250 kasus baru.
Baca Juga: Jakarta Terbanyak Kasus Omicron, Masyarakat Diimbau Kembali Pakai Masker di Ruang Terbuka
Melonjaknya kasus Covid-19 salah satunya disebabkan oleh terdeteksinya subvarian BA.4 dan BA.5 di Tanah Air.
Puncak gelombang subvarian Omicron ini, diprediksi akan terjadi pada pertengahan Juli dan dalam satu hari diperkirakan akan ada hampir 20.000 kasus baru.
Lantas, bagaimana kesiapan fasilitas kesehatan menghadapi puncak gelombang BA.4 dan BA.5?
Melihat situasi DKI Jakarta, Budi Gunadi memperkirakan bahwa puncak Covid-19 tak butuh waktu lama akan terjadi di wilayah ibukota.
"Jakarta ini sekarang 85 persen genome sequencing-nya Omicron, jadi di Jakarta banyak yang terkena ini kan. Itu Omicron semua. Jadi feeling saya Jakarta bentar lagi sampai puncak," terangnya dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/6/2022).
Siap menghadapi puncak gelombang subvarian BA.4 dan BA.5
Menghadapi puncak gelombang subvarian Omicron yang diperikan terjadi di pekan kedua dan ketiga Juli, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril telah meminta kepada setiap rumah sakit untuk menyiapkan 10 persen dari kapasitas keseluruhannya, saat gelombang subvarian BA.4 dan BA.5.
"Selain tempat isolasi mandiri, rumah sakit juga harus kembali mempersiapkan tenaga kesehatan, obat-obatan, dan juga alat pelindung diri (APD) yang telah memenuhi standar," ujarnya.
Selain itu, layanan telelemedisin juga akan ditingkatkan. Untuk sementara, akan difokuskan di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
Baca Juga: Siap-siap, Ini yang Akan Terjadi Saat Puncak Subvarian BA.4 dan BA.5
Telemedisin merupakan layanan kesehatan yang disediakan oleh Kementrian Kesehatan dan sudah menjangkau 13 area di Indonesia.
Sejak Mei 2020 hingga Juni 2022, layanan telemedisin sudah digunakan oleh lebih dari 380.000 pasien isolasi mandiri (isoman).
Budi Gunadi mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu panik, meskipun puncak gelombang subvarian BA.4 dan BA.5 di depan mata.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap memakai masker, terutama saat berada di tempat ramai, transportasi umum, serta memiliki gejala batuk dan flu. (*)
Baca Juga: Puncak Varian Omicron BA.4 dan BA.5, di DKI Sebentar Lagi, Nasional Minggu ke 2 Juli
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar