Pria itu menjalani serangkaian tes lagi dan dokter memberikan pengobatan tambahan asam amoksilin-klavulanta selama tujuh hari. Hasil pengobatan kemudian menunjukkan pria tersebut bebas gonore.
"Peningkatan pencegahan (termasuk penggunaan kondom), diagnosis dini dan akurat serta pengobatan yang efektif, terjangkau dan dapat diakses sangat penting," tulis para peneliti.
"Peningkatan pengawasan resistensi antimikroba, idealnya termasuk uji penyembuhan dan sekuensing seluruh genom, secara nasional dan internasional, terutama di Asia di mana banyak strain resisten ceftriaxone tampaknya telah muncul, adalah yang paling penting," sambungnya.
Apa itu gonore?
Menurut CDC Amerika Serikat, gonore adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi selaput lendir reproduksi wanita atau uretra pada pria.
Tak hanya organ intim, bakteri tersebut juga bisa menyebabkan infeksi di selaput lendir mulut, tenggorokan, mata, atau rektum.
Di AS, gonore cukup umum terjadi, terutama pada anak muda yang berusia 15-24 tahun.
Baca Juga: Sering Sakit Tenggorokan dan Sulit Sembuh? Ini 6 Penyebab Utamanya
Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan seperti nanah dari ujung penis, nyeri atau bengkak pada satu testis, keputihan yang tak biasa, dan pendarahan di tengah siklus menstruasi.
Jika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan ketidaksuburuan, meningkatkan risiko HIV, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti sendi. (*)
Baca Juga: Ngeri! Penyakit yang Bisa Dialami Akibat Gonta-ganti Pasangan Seks
Source | : | CDC,Newsweek |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar