Jenis hipertensi atau darah tinggi ini biasanya belangsung dengan cepat dan lebih parah dibandingkan jenis hipertensi primer.
Orang yang riskan terkena penyakit darah tinggi atau hipertensi sekunder, antara lain orang yang memiliki penyakit atau kondisi bawaan tertentu, seperti:
- Penyakit ginjal atau tumor endokrin tertentu
- Apnea tidur obstruktif
- Kelainan jantung bawaan
- Masalah pada tiroid atau kelenjar adrenal
- Penggunaan obat terlarang
Baca Juga: Kombinasi Baru Obat Anti Hipertensi, Bisa Sembuhkan Penyakit Darah Tinggi?
- Pecandu alkohol kronis
- Efek obat tertentu.
Bagi yang tidak memiliki kondisi di atas, maupun tidak menyadari adanya gejala-gejala lain, sangat disarankan untuk melakukan cek darah secara teratur, untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyakit hipertensi atau darah tinggi.
Saat seseorang dinyatakan menderita hipertensi atau darah tinggi sekunder, maka dokter biasanya akan berfokus pada akar permasalahan dan mencari masalah mendasar yang menyebabkan hipertensi tersebut.
Berbeda dengan orang yang dinyatakan menderita hipertensi atau darah tinggi primer, biasanya dokter akan menyarankan untuk perubahan gaya hidup terlebih dahulu, barulah saat dirasa tidak efektif akan diresepkan obat.
Beberapa pencegahan dini yang bisa dilakukan untuk meringankan kondisi yang memperburuk hipertensi atau darah tinggi, antara lain jaga gaya hidup, rajin olahraga, kelola stres, menjaga asupan makanan, dan hal lainnya.
Selain itu, rajinlah cek tekanan darah dengan rutin untuk mengetahui dengan pasti, sehingga bisa terdeteksi sejak dini.(*)
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Hipertensi Bisa Picu Kerusakan Mata dan 4 Kondisi Ini
Source | : | WebMD,Healthline |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar