GridHEALTH.id - Gelombang panas berbahaya melanda sejumlah kota besar di China. Sampai-sampai, pada Selasa (12/7/2022), 86 kota di negara tersebut mengeluarkan peringatan bagi masyarakat.
Ahli meteorologi China memperkirakan suhu di beberapa kota mencapai 40 derajat celsius. Shanghai menjadi salah satu kota yang sudah mengeluarkan peringatan suhu ekstrem ini.
"Ini terlalu panas untuk bulan Juli," kata Wang Ying, salah satu warga Shanghai, dikutip dari The Guardian, Kamis (14/7/2022).
Dia mengatakan akibat suhu yang sangat panas, dirinya sama sekali tidak berani keluar dari dari rumah dan terus menyalakan pendingin udara.
Menurut Profesor Faith Chan dari Universitas Nottingham di kota Ningbo, China, suhu ekstrim seperti yang terjadi saat ini bukan hal yang baru.
"Alasan di balik gelombang panas tahun ini adalah dua antisiklon, termasuk ketinggian subtropis Pasifik Barat dari laut dan yang terbentuk di Dataran Tinggi Persia yang telah pindah ke Dataran Tinggi Qinghai-Tibe," ujarnya.
Selain di China, gelombang panas berbahaya juga dilaporkan terjadi beberapa negara Eropa dan bagian barat daya serta tengah Amerika Serikat.
Berdasarkan studi Lancet tahun 2020, kematian akibat gelombang panas telah meningkat empat kali lipat dari tahun 1990 hinggga 2019.
Setidaknya, sudah ada 26.800 kasus kematian pada tahun 2019, akibat dari gelombang panas.
Baca Juga: Gelombang Panas di India Mengkhawatirkan, Puluhan Orang Tewas Akibat Heatstroke
Orang yang berusia 65 tahun atau lebih, memiliki risiko 10,4% lebih tinggi kehilangan nyawa akibat gelombang panas, dibanding orang di bawah usia tersebut.
Apa saja efek gelombang panas bagi kesehatan?
Source | : | CDC,weforum.org,The Guardian |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar