Tidak perlu khawatir untuk pencegahan dan pengobatan hepatitis B dan hepatitis C, karena sudah dibiayai oleh pemerintah, di mana pada pasien hepatitis C diresepkan obat gratis dari pemerintah dan diminum selama 3 bulan, sedangkan penderita hepatitis B juga difasilitasi dalam hal pencegahan melalui pemberian suntikan HBIG (antibodi yang sudah jadi untuk melawan virus hepatitis B) dan pemberian vaksin hepatitis secara gratis.
Hepatitis A dan E
Penyakit hepatitis A dan hepatitis E memiliki persamaan, karena menular secara oral, melalui air ataupun makanan dan minuman, kedua jenis penyakit hepatitis ini masih menjadi masalah di Indonesia, mengingat angka penggunaan air bersih di Indonesia masih rendah yang rentan menjadi media penyebaran hepatitis jenis A dan E, khususnya pada remaja dan dewasa dengan jumlah kasus terbanyak.
Hepatitis A dan hepatitis E memiliki sifat yang menyebabkan menjadi hepatitis akut, artinya kedua jenis hepatitis ini bisa tiba-tiba meningkat jumlah kasusnya, namun juga bisa tiba-tiba membaik dengan tetap ada risiko kematian karena serangan yang mendadak ini.
Di Indonesia sering mengalami yang namanya Kejadian Luarbiasa (KLB) akibat dari kenaikan kasus hepatitis A yang begitu tiba-tiba dan dalam jumlah yang banyak dan ini harus diwaspadai, karena penderita bisa tiba-tiba memiliki kadar SGOT-SGPT tinggi, menguning, hingga terjadi kematian dalam waktu cepat.
Gejala dari hepatitis A dan hepatitis E kurang lebih sama, seperti muntah, sakit kepala, demam, kuning, hingga kesadaran menurun.
Pencegahan untuk hepatitis A dan hepatitis E sangat bisa dilakukan karena berhubungan dengan kebersihan dan saluran cerna, maka untuk mencegahnya mulai untuk pola hidup bersih dari makanan dan minuman yang bersih dan matang.
Baca Juga: Interferon, Kandungan Obat Antivirus yang Dianggap Efektif Untuk Pengobatan Hepatitis
Untuk hepatitis A sudah ada juga pencegahan dengan cara pemberian vaksin, namun hingga saat ini masih berbayar, tidak seperti hepatitis B dan hepatitis C.
Hepatitis D
Tidak terlalu berbeda dengan jenis hepatitis lainnya, hepatitis D menyerang semua usia, namun yang menjadi perbedaan yang paling utama adalah hepatitis D tidak terjadi begitu saja.
Karena hepatitis D akan terbentuk hanya pada penderita-penderita yang sebelumnya telah memiliki hepatitis B, karena sejatinya hepatitis D tidak bisa berdiri sendirian harus didahului oleh pemicu sebelumnya hepatitis B.
Source | : | KBR Prime |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar