CDC juga menyebutkan bahwa kontak fisik ini dapat terjadi saat ada kontak erat dengan penderita Cacar Monyet melalui berhubungan seks secara oral, anal, dan penetrasi, atau bahkan hanya sekedar menyentuh area intim penderita Cacar Monyet.
Selain itu, dengan aktivitas seperti kontak tatap muka yang berkepanjangan, berpelukan, berciuman, pijatan, juga benda-benda yang digunakan penderita Cacar Monyet selama berhubungan seks akan semakin memperkuat penularan infeksi Cacar Monyet pada orang lain.
CDC pun tengah melakukan penelitian lebih lanjut akankah virus dari Cacar Monyet dapat ditemukan pada air mani, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya.
Inilah beberapa alasan dilarangnya berhubungan seksual dengan penderita Cacar Monyet seperti yang dihimbau oleh IDI, penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk lebih mengenali infeksi penyebaran Cacar Monyet.
Profesor Zubairi juga telah mengingatkan Indonesia untuk waspada terhadap penyebaran infeksi penyakit Cacar Monyet menyusul pernyataan WHO yang telah menjadikan wabah Cacar Monyet sebagai darurat kesehatan global.
"Menyusul pernyataan WHO bahwa wabah cacar monyet atau monkeypox sebagai darurat kesehatan global, maka Indonesia perlu siap siaga. Sangat penting untuk mengonsolidasikan strategi mitigasi di berbagai tingkatan, karena lebih dari 16 ribu kasus telah menyebar di 75 negara saat ini. Waspada." Kata Profesor Zubairi dalam cuitannya pada hari Sabtu lalu (23/07/2022).
Strategi mitigasi ini antara lain seperti yang telah disebutkan oleh Profesor Zubairi sebelumnya, salah satunya dengan tidak berhubungan seks bersama penderita Cacar Monyet untuk mencegah penyebaran infeksi.(*)
Baca Juga: Dokter Tifa; Adonan AIDS Terbaru 2023 Dimulai Dari Pencampuran Covid-19, Vaksin, dan Cacar Monyet
Source | : | CDC,Twitter @ProfesorZubairi |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar