"WHO mencari komunitas internasional untuk mendukung pekerjaan kami (WHO) di lapangan dalam menanggapi ancaman ganda ini, memberikan pengobatan untuk orang-orang yang kekurangan gizi dan membela mereka dari penyakit menular," jelas Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam pernyataan persnya.
Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 1,8 triliun ini, saat sudah terkumpul akan digunakan oleh WHO untuk berbagai langkah mendesak, diantaranya:
- Melindungi kehidupan dan menanggapi wabah penyakit
- Menopang kapasitas negara dalam pengadaan obat-obatan
- Memastikan pasokan obat dan peralatan yang menyelematkan jiwa
- Mengidentifikasi dan mengisi kesenjangan dalam ketentuan perawatan kesehatan
- Menyediakan pengobatan untuk anak sakit dan gizi buruk.
Baca Juga: Cara Menggunakan Termometer yang Benar, Pilih Digital atau Air Raksa?
Sebelumnya, WHO telah mengeluarkan sebesar Rp 859 juta sebagai dana darurat untuk memastikan orang di ujung Afrika memiliki akses layanan kesehatan, merawat anak sakit dan gizi buruk, mencegah, mendeteksi, dan menanggapi wabah penyakit menular.
Kondisi yang lebih buruk diperkiran terjadi, apalagi saat akan memasuki musim hujan, orang di ujung Afrika semakin sulit mendapatkan air bersih hingga harus berjalan jauh keluar dari rumah.
Maka diperkirakan sudah ada sekitar 4,2 juta pengungsi dan pencari suaka dan diperkirakan akan terus meningkat.
Kondisi inilah yang menjadikan krisis kesehatan dapat semakin parah karena akses layanan kesehatan yang akan semakin sulit didapatkan saat berjalan pergi meninggalkan rumah.
Source | : | WHO,UN News |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar