GridHEALTH.id - WHO menyerukan kepada masyarakat dunia untuk memberikan pertolongan kepada ujung Afrika yang tengah menghadapi krisis kesehatan terparah selama ini.
Total dibutuhkan dana sebesar Rp 1,8 triliun untuk membantu negara-negara di ujung Afrika dapat keluar dari krisis kesehatan yang mengancam jutaan nyawa, tidak terkecuali anak-anak.
Krisis kesehatan diperparah dengan krisis pangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga kondisi di ujung Afrika semakin terancam.
Seruan bantuan dari WHO kepada negara di dunia untuk membantu krisis kesehatan di ujung Afrika baru dikeluarkan pada Selasa kemarin (02/08/2022).
Data dari WHO menyebutkan, lebih dari 80 juta orang di 7 wilayah ujung Afrika diperkirakan rawan atas bahan pangan dan lebih dari 35,7 juta orang masuk dalam klasifikasi IPC (Integrated Food Security Phase Classification) fase 3.
IPC fase 3 artinya puluhan juta orang tersebut ada pada tahap krisis di mana orang harus menjual harta benda untuk dapat makan bagi diri dan keluarga, hingga malnutrisi yang merajalela di mana-mana.
Tujuh wilayah di ujung Afrika yang mengalami krisis kesehatan dan pangan parah adalah Ethiopia, Djibouti, Kenya, Somalia, Sudan, Uganda, Sudan Selatan.
Krisis kesehatan dan pangan yang semakin parah dari sebelumnya ini terjadi akibat adanya konflik, perubahan iklim, dan ditambah dengan situasi pandemi Covid-19, hingga menyebabkan wilayah ini menjadi wilayah utama dari kelaparan dengan konsekuensi bencana bagi kesehatan dan kehidupan masyarakat.
Permasalahan kesehatan lainnya yang dihadapi oleh ujung Afrika adalah penyakit campak, wabah kolera dan meningitis, trauma dan cedera tinggi karena kekerasan yang termasuk kekerasan berbasis gender, termasuk pula kematian dari bayi dan ibu yang melahirkan.
Baca Juga: Kenali 5 Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal Kronis, Tak Bisa Disepelekan
Kelaparan yang semakin parah dikhawatirkan oleh WHO menjadi pintu gerbang penyakit yang berpotensi menyebabkan krisis kesehatan semakin memburuk.
Oleh karena itu, melalui siaran persnya pada 02 Agustus 2022, WHO menyerukan bantuan dana untuk ujung Afrika.
"WHO mencari komunitas internasional untuk mendukung pekerjaan kami (WHO) di lapangan dalam menanggapi ancaman ganda ini, memberikan pengobatan untuk orang-orang yang kekurangan gizi dan membela mereka dari penyakit menular," jelas Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam pernyataan persnya.
Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 1,8 triliun ini, saat sudah terkumpul akan digunakan oleh WHO untuk berbagai langkah mendesak, diantaranya:
- Melindungi kehidupan dan menanggapi wabah penyakit
- Menopang kapasitas negara dalam pengadaan obat-obatan
- Memastikan pasokan obat dan peralatan yang menyelematkan jiwa
- Mengidentifikasi dan mengisi kesenjangan dalam ketentuan perawatan kesehatan
- Menyediakan pengobatan untuk anak sakit dan gizi buruk.
Baca Juga: Cara Menggunakan Termometer yang Benar, Pilih Digital atau Air Raksa?
Sebelumnya, WHO telah mengeluarkan sebesar Rp 859 juta sebagai dana darurat untuk memastikan orang di ujung Afrika memiliki akses layanan kesehatan, merawat anak sakit dan gizi buruk, mencegah, mendeteksi, dan menanggapi wabah penyakit menular.
Kondisi yang lebih buruk diperkiran terjadi, apalagi saat akan memasuki musim hujan, orang di ujung Afrika semakin sulit mendapatkan air bersih hingga harus berjalan jauh keluar dari rumah.
Maka diperkirakan sudah ada sekitar 4,2 juta pengungsi dan pencari suaka dan diperkirakan akan terus meningkat.
Kondisi inilah yang menjadikan krisis kesehatan dapat semakin parah karena akses layanan kesehatan yang akan semakin sulit didapatkan saat berjalan pergi meninggalkan rumah.
Dengan kondisi ini, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, dr. Michael Ryan mengatakan, "Memastikan orang memiliki cukup makanan adalah inti, memastika bahwa mereka memiliki air yang bersih adalah inti."
Ia juga melanjutkan,"Layanan seperti program pemberian makan terapeutik, perawatan kesehatan primer, imunisasi, persalinan yang aman, dan layanan ibu dan anak dapat menjadi perbedaan antara hidup dan mati bagi mereka yang terjebak dalam keadaan yang mengerikan ini.”
WHO mengharapkan dengan adanya bantuan dana untuk menyelesaikan masalah krisis kesehatan dan pangan di ujung Afrika ini dapat lebih meningkatkan morbiditas dan moralitas.
Dengan adanya krisis kesehatan dan pangan ini menjadi cara darurat yang memaksa masyarakat untuk mengubah perilaku masyarakat dan memprioritaskan akses ke sumber daya yang dapat menyelamatkan jiwa, seperti makanan dan air.
Inilah seruan dari WHO untuk negara llainnya sama-sama berdonasi untuk membantu ujuang Afrika.
Baca Juga: Olahraga Harian Ala Kento Yamazaki yang Membuatnya Awet Muda
Source | : | WHO,UN News |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar