GridHEALTH.id - Negara-negara kaya yang mencoba membeli vaksin cacar monyet dalam jumlah besar, dan menolak untuk membagikannya, dapat membuat jutaan orang di Afrika tidak terlindungi dari varian penyakit yang lebih berbahaya yang menyebar di seluruh benua, pejabat kesehatan masyarakat memperingatkan.
Kritikus khawatir terulangnya masalah ketidakadilan bencana yang terlihat selama pandemi virus corona.
"Kesalahan yang kita lihat selama pandemi Covid-19 sudah berulang," kata Dr. Boghuma Kabisen Titanji, asisten profesor kedokteran di Emory University.
Sementara negara-negara kaya telah memerintahkan jutaan vaksin untuk menghentikan cacar monyet di dalam perbatasan mereka, tidak ada yang mengumumkan rencana untuk berbagi dosis dengan Afrika, di mana bentuk cacar monyet yang lebih mematikan menyebar daripada di Barat.
Hingga saat ini, ada lebih dari 21.000 kasus cacar monyet yang dilaporkan di hampir 80 negara sejak Mei, dengan sekitar 75 kematian diduga di Afrika, sebagian besar di Nigeria dan Kongo.
Pada hari Selasa (02/08/2022), Brasil dan Spanyol melaporkan kematian terkait dengan cacar monyet, yang pertama dilaporkan di luar Afrika. Pada hari Sabtu, Spanyol melaporkan kematian cacar monyet kedua.
"Negara-negara Afrika yang menangani wabah cacar monyet selama beberapa dekade telah diturunkan ke catatan kaki dalam percakapan tentang respons global," kata Titanji.
Para ilmuwan mengatakan bahwa tidak seperti kampanye untuk menghentikan Covid-19, vaksinasi massal terhadap cacar monyet tidak diperlukan.
Mereka berpikir penggunaan dosis yang tersedia secara tepat sasaran, bersama dengan langkah-langkah lain, dapat menghentikan epidemi yang meluas yang baru-baru ini ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai keadaan darurat global.
Baca Juga: Antisipasi Kasus Cacar Monyet, IDI Bentuk Satgas dan Berikan Rekomendasi
Baca Juga: Pria Suka Vagina yang Sehat dan 'Mengigit', Begini Cara Mendapatkannya
Namun, meskipun cacar monyet jauh lebih sulit menyebar daripada Covid-19, para ahli memperingatkan bahwa jika penyakit ini menyebar ke populasi umum – saat ini di Eropa dan Amerika Utara, penyakit ini hampir secara eksklusif beredar di kalangan pria gay dan biseksual – kebutuhan akan vaksin dapat meningkat, terutama jika virus menjadi bercokol di daerah baru.
Source | : | USA Today,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar