GridHEALTH.id - Metode melahirkan ada 2, pervaginam alias yang banyak orang sebut normal, juga sesar dengan cara operasi.
Keduanya proses melahirkan yang sudah banyak menjalaninya.
Tapi tahukah, walau keduanya baik bagi ibu dan bayi, tapi persalinan sesar menurut ilmu kedokteran baru akan dilakukan jika ada kondisi medis yang tidak menguntungkan bagi bayi dan atau ibu.
Misal, bayi di dalam rahim terlilit plasenta, maka ibu melahirkannya disarankan dengan cara sesar.
Begitu pula jika ibu yang akan melahirkan menderita penyakit infeksi serius, semisal HIV/AIDS.
Maka demi keselamatan bayi supaya tidak terinfeksi HIV/AIDS, persalinan disarankan dengan cara sesar.
Bayi lahir sesar dan pervaginam keduanya bisa sehat dan normal.
Hanya saja, bayi lahir sesar perlu mendapat penanganan khusus.
Bahi lahir sesar perlu mendapatkan fisioterapi. Kenapa?
Ketahuilah, perkembangan motorik dimulai dari bayi baru lahir yang tidak dapat berbuat apa-apa sampai menjadi manusia dewasa yang sempurna, yang berlangsung secara berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Setiap anak berbeda dalam berbagai aspek perkembangannya.
Baca Juga: Bayi Lahir Sesar Perlu Fisioterapi, Ada Proses yang Terputus Saat Lahir ke Dunia
Nah, bayi yang dilahirkan secara section caesarea/SC alias sesar lebih baik diberikan stimulasi fisioterapi, dikarenakan ada proses yang terputus (kurang) dari kehamilan sampai persalinan, yang seharusnya melalui jalan lahir namun harus lewat sayatan SC pada dinding perut.
Hal itu dipaparkan oleh Darman Suyanto, Ftr, SKM dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (26/08/2021).
Melansir RSAB Harapan Kita, fisioterapi umumnya dikenal masyarakat dilakukan oleh orang dewasa yang mengalami gangguan fungsi alat gerak.
Padahal prosedur medis ini sebetulnya juga bisa dilakukan untuk bayi.
Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak dan peralatan.
Sedangkan stimulasi fisioterapi merupakan salah satu penanganan fisioterapi yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan tumbuh kembang anak melalui rangsangan dengan sentuhan, kontak mata, suara dan juga gerakan yang terkoordinasi.
Perkembangan normal meliputi sensorik dan motorik atau biasa disebut sensorimotor, control tonus, persepsi, pematangan refleks primitif, kognisi dan emosi yang dipersiapkan oleh otak dan diintegrasikan dengan benar, maka seluruh live skill atau pengetahuan dan kemampuan hidup akan berkembang dengan baik atau dengan kata lain terjadi sinkronisasi seluruh sistem dalam tubuh.
Jadi pada bayi, proses perkembangan awal dimulai dengan mekanisme reflek sebagai proses stimulasi dasar untuk proses maturasi otak, diantaranya reflek primitif janin, reflek persalinan, reflek primitif setelah lahir dan natural reflek atau long life reflex.
Bayi yang lahir dengan resiko tinggi menunjukkan kecenderungan lebih sering tidak normal dalam hal perkembangan dan hilangnya respon dari reflek primitif yang dimiliki, perlu digali lebih mendalam mengenai perbedaan respon pada reflek primitif yang dimiliki bayi yang lahir dengan resiko tinggi dengan bayi yang dilahirkan normal.
Pada bayi lahir dengan sesar, antara lain edukasi ibu meliputi pelukan pada bayi yang dilakukan oleh ibu/bapak, karena hal ini berkaitan dengan pelepasan oksitosin (hormon alami tubuh bayi).
Pelukan skin to skin setelah lahir yang bertujuan untuk homeostasis suhu (keseimbangan suhu).
Baca Juga: Minyak Kelapa Mengurangi Risiko Rambut Beruban dan Rambut Rontok
Posisi tengkurep (tummy time), bertujuan untuk mengembangkan kekuatan otot leher dan lengan.
Proses ini bisa dilakukan sehari setelah pulang (di rumah), dengan catatan harus hati-hati dan dilakukan saat anak bermain (tidak sedang tidur, makan, setelah makan).
Menurut Darman, pendekatan NSMRDS (Nefro Senso Motor Reflex Development and Synchroniz) terbagi menjadi 3 level yaitu secara basic (untuk stimulasi sensorik), sensorimotor reflek (untuk membentuk pola yang benar dari sensori dan refleksnya), motor aktifasi (gabungan antara stimulasi sensorik dan sensormotor).
Tujuannya untuk mengsinkronisasi gerak fungsional dari anak yang melibatkan sensomotor reflek dan perilaku sehingga menghasilkan gerak.
Penting diingat, stimulasi yang diberikan sejak usia dini akan memicu timbulnya berbagai aspek kecerdasan serta memiliki tumbuh kembang yang optimal.(*)
Baca Juga: Perut Melilit dan Mencret 2 Hari Tidak Sembuh Jangan Dianggap Enteng
Source | : | RSAB Harapan Kita-BayiSesar |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar