GridHEALTH.id - Capaian pemberian vaksin booster atau dosis penguat terbilang masih cukup rendah.
Berdasarkan data yang ada di laman Vaksin Dashboard Kemkes, persentase vaksin booster hanya sekitar 25% dari target sasaran.
Itu artinya, sejak dikeluarkannya izin vaksinasi booster untuk masyarakat umum pada awal 2022, baru ada sekitar 59 juta dosis yang diberikan.
Padahal, vaksin booster sangat bermanfaat untuk meningkatkan antibodi yang turun setelah vaksin Covid-19 dosis primer.
Meski ada varian Covid-19 baru, vaksin booster masih efektif untuk mengurangi risiko mengalami kondisi yang parah, perawatan di rumah sakit, hingga kematian.
Vaksin booster pun saat ini sudah dijadikan persyaratan untuk berpergian atau masuk ke pusat perbelanjaan.
Jika ada rencana untuk vaksin booster dalam waktu dekat ini, ketahui dulu tentang covid arm yang kerap terjadi setelahnya.
Apa itu covid arm?
Asal tahu saja, covid arm merupakan salah satu kejadian ikut pasca imunisasi (KIPI) usai disuntikan vaksin.
Mengutip dari laman Instagram Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), covid arm adalah reaksi hipersensitivitas yang terlokalisir di lengan penerima vaksin Covid-19.
Kejadian covid arm paling banyak dialami oleh para wanita dan umumnya muncul 7 hari setelah menerima vaksin.
Baca Juga: Vaksin Khusus Omicron untuk Booster, Inggris Negara Pertama yang Menggunakannya
Source | : | PERDOSKI,vaksin.kemkes.go.id |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar