Uji klinis fase III telah melibatkan sekitar tiga ribu relawan, sehingga diharapkan awal hingga pertengahan September 2022 ini sudah siap edar UEA.
Langkah pembuatan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri ini dilakukan sebagai upaya Indonesia untuk lebih mandiri dalam memproduksi vaksin.
Honesti mengatakan, "Kita sudah hampir selesai registrasi di BPOM, hasilnya sih Alhamdulillah. Jadi, Insyaallah mudah-mudahan awal atau pertengahan September kita akan segera dapet UEA dari Badan POM. Sehingga Indonesia nanti bener-bener mandiri produk sendiri."
Vaksin Indovac sendiri diketahui sebagai vaksin Covid-19 berbasis rekombinan, hasil kerjasama dengan Baylor University College Medicine.
Baylor University College of Medicine berperan dalam penyediaan seed dan berperan sebanyak 15%. Kemudian dikembangkan oleh BUMN di Bio Farma dengan peran dalam pembentukan vaksin Indovac ini sebanyak 85%.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi berapa jumlah yang akan diproduksi oleh Bio Farma dalam pembuatan Indovac.
Pihak Bio Farma menyebut masih menunggu jumlah pasti yang akan dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan.
Akan tetapi, yang pasti adalah produksi vaksin Covid-19 buatan dalam negeri ini, Indovac, akan digunakan untuk menjadi prioritas pemenuhan program pemerintah.
Rencananya, Indovac ini akan diberikan untuk vaksin anak dan vaksin booster.
Pemberian dosisnya pun sama dengan vaksin Sinovac dan Pfizer, dimana untuk vaksinasi primer akan diberikan dua dosis dan untuk vaksinasi booster cukup dengan satu dosis.(*)
Baca Juga: Dosis Ketiga Belum Tercapai, Booster ke 2 Belum Akan Diberikan Kepada Masyarakat
Source | : | Kompas.com,merdeka.com |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar