GridHEALTH.id - Batuk pada bayi bisa menandakan berbagai hal, dari masalah infeksi ringan hingga penyakit berat.
Perhatian dan kewaspadaan orang tua penting untuk menghindarkan buah hati dari risiko penyakit lebih serius yang bisa menyebabkan bayi batuk.
Tapi dalam menangani batuk bayi, ingat prinsip dasarnya bahwa batuk sebenarnya adalah cara tubuh untuk melindungi diri.
Batuk menjadi metode alami dari tubuh untuk menjaga saluran pernapasan tetap bersih & lancar, mengeluarkan dahak atau ingus yang masuk ke tenggorokan, atau sisa makanan yang tersangkut.
Jenis Batuk pada Bayi
Baca Juga: Seks bagi Lansia, Mulai dari Manfaat, Fakta, dan Hambatannya
Ada dua jenis batuk pada bayi yang utama, yakni batuk berdahak dan batuk kering.
Batuk berdahak terjadi karena masalah pernapasan yang disertai infeksi kuman.
Batuk ini menghasilkan lendir berupa dahak yang mengandung sel darah putih untuk melawan infeksi. Lendir itu terbentuk di saluran pernapasan.
Adapun batuk kering umumnya terjadi lantaran bayi mengalami pilek atau alergi. Batuk kering membantu mengatasi iritasi dalam tenggorokan.
Gejala Batuk pada Bayi
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Kolesterol Tinggi, Warna Kaki Berubah Seperti Ini
Gejala batuk pada bayi bisa dibedakan menurut masalah kesehatan yang melatarinya. Contohnya:
Batuk yang mengindikasikan demam atau flu biasanya kering dengan gejala sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan keluar ingus dari hidung. Namun bisa jadi bayi batuk berdahak pada malam hari disertai kenaikan suhu tubuh.
Batuk croup yang seringnya disebabkan oleh infeksi virus yang menghalangi saluran pernapasan ditandai dengan batuk menggonggong, terutama ketika menarik napas. Bayi juga mungkin tampak sulit bernapas.
Batuk yang mengindikasikan bronkiolitis disertai bunyi mengi. Bronkiolitis adalah penyakit infeksisaluran pernapasan bawah yang bisa berbahaya dan membutuhkan pengobatan medis secepatnya.
Batuk rejan atau pertussis ditandai dengan suara batuk yang sangat keras serta kejang urat, lidah menjulur, mata melotot, perubahan warna kulit wajah & bisa disertai bunyi tarikan napas panjang melengking khas yang terdengar mirip “whoop”.
Baca Juga: 6 Gejala Kanker Darah yang Sering Tak Disadari, Keringat Malam Hari
Adapun penyebab batuk pada bayi banyak, sebagian besar kasus batuk di kalangan bayi disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan oleh virus, seperti demam atau flu.
Untuk mengatasi batuk pada bayi, ada banyak jenis obat batuk yang mudah diperoleh di toko obat atau apotek.
Namun kebanyakan obat ini tidak disarankan untuk bayi berusia di bawah 2 tahun, karena bisa menyebabkan efek samping yang serius dan mengancam jiwa.
Biasanya produsen obat akan menandai obat tersebut dengan peringatan di label kemasan.
Ingat, obat batuk tanpa resep dokter juga berisiko menimbulkan overdosis.
Baca Juga: Kematian Mendadak Saat Lari Marathon, Seharusnya Tim Medis ada Disetiap Titik 2,5 kilometer
Karena itu, produsen obat diimbau melengkapi produknya dengan sendok atau gelas kecil untuk menakar dosis yang aman.
Orang tua wajib menggunakan alat takar itu ketika memberikan obat kepada buah hatinya alih-alih sendok di dapur.
Bayi juga tak boleh diberi obat batuk dewasa meski takaran dosisnya dikurangi sendiri.
Sebaiknya menggunakan obat resep dokter untuk lebih memastikan kesesuaian jenis obat dan keamanannya bagi bayi.
Penanganan batuk pada bayi yang bisa dilakukan di rumah, gunakan alat pelembap udara untuk mengatur kelembapan udara agar bayi lebih mudah bernapas sekaligus meredakan iritasi yang bisa memperparah batuk.
Ketika tidur, posisikan kepala bayi lebih tinggi dengan memberikan bantal. Cara ini bisa membuat bayi lebih enak bernapas. Untuk bayi usia di bawah 6 bulan tak perlu diberi apa pun di atas ranjang, termasuk tambahan bantal atau selimut karena, meski jarang terjadi, berisiko menyebabkan sindrom kematian mendadak pada bayi (sudden infant death syndrome).(*)
Baca Juga: Kenali Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya Bagi Kesehatan
Source | : | Primayahospital-batuk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar