“Vaksin booster seperti sebelumnya (mendekati mudik lebaran), di mana seluruh stakeholder, TNI, Polri, swasta, kemudian media, pengusaha, semuanya berjibaku bersama-sama dengan melakukan sentra-sentra vaksinasi,” ujarnya.
“Salah satu upaya yang harus kita lakukan adalah bagaimana risiko-risiko ini dapat kita komunikasikan lagi kepada masyarakat, agar memberikan dukungan dan juga mau untuk dilakukan vaksinasi ketiga,” sambung Mohammad Syahril.
Sedangkan strategi jemput bola yang dimaksud dalam upaya peningkatan capaian vaksin booster adalah mendatangi langsung masyarakat yang belum menerima vaksin Covid-19.
Terutama masyarakat yang mengalami keterbatasan untuk mendatangi sentra vaksin Covid-19 secara langsung.
“Upaya jemput bola, artinya kita (Kemenkes) mendatangi orang-orang yang terbatas terhadap layanan kesehatan, khususnya vaksinasi ini,” jelasnya.
Manfaat vaksin booster
Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini memang lebih membaik dibandingkan sebelumnya.
Namun, penyuntikan vaksin booster tetap harus dilakukan karena memberikan banyak manfaat bagi orang yang menerimanya.
Vaksin booster dapat meningkatkan kekebalan tubuh penerimanya hingga 4-6 kali lipat, sehingga mengurangi risiko terburuk bila terinfeksi Covid-19.
Sehingga meskipun masih ada risiko untuk terpapar, tapi penerima vaksin booster tidak akan mengalami gejala yang parah dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
“Untuk yang belum booster saran saya terus dilanjutkan, karena itu memberikan proteksi yang baik untuk kita, sasaran yang dibooster terbukti secara ilmiah kadar antibodinya jauh lebih tinggi dibandingkan yang belum dibooster,” pungkasnya. (*)
Baca Juga: 2 Alasan Capaian Vaksin Booster Masih Rendah, Padahal Jadi Syarat Perjalanan
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar