Pada laki-laki kenaikan tekanan darah sistolik berkisar antara 40 sampai 100 mmHg, dan diastolik antara 20 sampai 50 mmHg.
Sedangkan hubungan intim alias seks, melansir Jurnal Kardiologi Indonesia yang ditulis Dede Kusmana, hubungan seksual merupakan kegiatan fisik dan mental serta hormonal, sehingga akan menimbulkan reaksi hemodinamik, pernafasan maupun metabolisme yang akhirnya memerlukan sejumlah energi tertentu
untuk melaksanakannya.
Umumnya disepakati kebutuhan energi yang diperlukan antara 16 sampai 21 ml/kg/menit atau 5 sampai 6 kalori per menit atau 4–5 Mets, yang timbul selama fase puncak untuk paling lama 30 detik.
Kebutuhan energi sebesar itu dapat disetarakan dengan kegiatan naik tangga dua tingkat atau jalan kaki dengan kecepatan 6 kilo meter per jam.
Dari gambaran tersebut latihan fisik yang teratur sebagai bagian dari rehabilitasi jantung bagi penderita infark atau pasca bedah pintas koroner perlu diarahkan agar
mencapai sasaran tersebut, sehingga akan aman bila melakukan hubungan seksual.
Demikian juga parameter hemodinamik dan kemampuan fungsi jantung dapat dipakai sebagai acuan untuk berbagai jenis penyakit jantung.
Seks pada penderita penyakit jantung adalah fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT dalam rangka mensyukuri kehidupan berkeluarga. yang
tentram dan penuh cinta dan kasih sayang.
Jadi, melansir primayahospital.com, serangan jantung bukanlah penghalang untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan.
Begitu pasien sudah pulih dan bisa beraktivitas normal, mereka boleh-boleh saja berhubungan intim.
Biasanya jaraknya adalah dua hingga empat pekan seusai terkena serangan.
Namun bila pasien mendapat penanganan medis khusus berupa operasi, pemulihan akan memakan waktu lebih lama.
Baca Juga: 4 Tanda Awal Kanker Pankreas, Waspada Bila Rasakan Nyeri di Bagian Ini
Source | : | Jurnal-jantung,Primayahospital-jantung |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar