GridHEALTH.id - Salah satu kepstian di dunia adalah menua alias menjadi tua alias menjadi lansia.
Proses menjadi tua alias menjadi lansia adalah proses alami yang pasti.
Itu meliputi proses organobiologik, psikologig dan sosial.
Menua sendiri adalah, proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan dalam tubuh untuk memperbaiki diri/ mengganti diri, dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Sedangkan seks alias berhubungan intim antara pria dan wanita yang telah menikah, juga merupakan bagian dari kehidupan manusia yang alami.
Karenanya ada pendapat yang menyatakan, kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup.
Seks pada Lansia
Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk dalam pada pasangan lansia.
Memang penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : gangguan jantung, gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid.
Belum lagi ada faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain; menganggap seks tabu, atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia, sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya, kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya, pasangan hidup telah meninggal.
Ada juga masalah disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun.
Untuk diketahui, melansir laporan Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Sarja Kesehatan Masyarakat yang disusun oleh Mardina 2012, menurut hasil penelitian Raihani (2005), dari 50 orang responden lansia terdapat 18 orang (36%) yang masih aktif melakukan hubungan seksual, dari hasil penelitian Khairunisa (2007), menunjukan dari 116 responden lansia, sebanyak 80 orang (69%) masih aktif berhubungan seksual dan dari hasil penelitian Hafrizal (2004), menunjukan bahwa dari 105 responden lansia sebesar 78,1% masih aktif berhubungan seksual.
Jadi siapa bilang pasangan suami istri di usia tua tak perlu berhubungan seksual?
Manfaat Seks Bagi Lansia
Berdasarkan penelitian, berhubungan seksual pada pasangan dengan usia di atas 50 tahun bermanfaat untuk kesehatan fungsi otak.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal Age and Ageing menunjukkan, pria yang masih aktif berhubungan seksual mendapat skor lebih tinggi saat tes kemampuan memori, dan tes mengenai perencanaan, perhatian, dan pemecahan masalah.
Sementara itu, wanita yang aktif secara seksual, kemampuan memorinya juga lebih baik dibanding mereka yang sudah tidak aktif secara seksual.
Peneliti melakukan pengamatan jangka panjang terhadap 6.800 pria dan wanita berusia 50-89 tahun di Inggris.
Para peserta ditanya apakah aktif melakukan hubungan seksual dalam 12 bulan terakhir.
Aktivitas seksual yang dimaksud peneliti diartikan secara luas, mulai dari petting, masturbasi, mencumbu, dan tentu saja melakukan penetrasi seksual.
Mereka kemudian menjalani tes kognitif dan fungsi memori. Para responden diminta mengingat daftar 10 kata-kata yang diperdengarkan dengan singkat.
Malah, melansir Kompas.com, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Health and Social Behaviour menyatakan bahwa pasangan lanjut usia yang sangat sering melakukan hubungan seksual menimbulkan dampak yang berbeda bagi laki-laki dan wanita. Laki-laki yang sudah tua kemudian melakukan hubungan seksual lebih dari 2 kali dalam seminggu dengan pasangannya, justru berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung.
Baca Juga: 5 Cara Alami Menghilangkan Kutil di Wajah, Pakai Kentang Hingga Nanas
Penulis studi, Hayley Wright yang juga peneliti dari Centre for Research in Psychology, Behavior and Achievement di Coventry University, Inggris mengatakan, penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas seksual dan fungsi kognitif orang tua berusia ebih dari 50 tahun.
6 Manfaat Seks Teratur Bagi Lansia
Sebuah studi menyebutkan bahwa hubungan intim di usia tua amat bermanfaat, apa saja manfaatnya?
* Mengurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stres
Ternyata, pasangan lansia yang masih melakukan hubungan intim memiliki risiko lebih rendah untuk terserang penyakit jantung koroner dan stres dibandingkan dengan pasangan yang tidak melakukannya.
* Membuat Tidur Lebih Nyenyak
Ketika mengalami orgasme, tubuh akan melepas hormon oksitosin yang akan membuat tubuh lebih rileks dan lebih cepat mengantuk.
Inilah mengapa pasangan lansia yang melakukan hubungan intim secara rutin akan tertidur lebih nyenyak.
Pada akhirnya, tidur nyenyak dan berkualitas akan membuat tekanan darah berikut berat badan menjadi lebih stabil.
* Mengurangi Risiko Terjadinya Kanker Prostat pada Pria
Studi lain yang telah dilakukan terkait hubungan intim menunjukkan bahwa pria dengan usia di atas 20 tahun yang rutin mengalami ejakulasi memiliki risiko rendah terhadap kanker prostat ketika tua nanti. Studi yang mengamati objek para pria dengan diagnosis kanker prostat ini telah dipublikasikan dalam British Journal of Urology International.
* Menguatkan Otot Panggul
Siapa sangka jika ternyata hubungan intim bisa membuat otot panggul menjadi lebih kuat?
Semakin kuatnya otot panggul tak hanya membuat kualitas hubungan intim yang didapatkan lebih baik, tetapi juga menghindarkan lansia dari masalah inkontinensia atau gangguan kemih dengan gejala tidak mampunya menahan keinginan untuk buang air kecil.
* Meningkatkan Percaya Diri
Penelitian yang dilakukan oleh University of Texas dan telah diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior menyatakan bahwa hubungan intim bagi lansia juga berpengaruh secara psikologis, yaitu meningkatkan rasa percaya diri.
Hal yang sama pun terucap dari seorang pakar seks asal Cambridge, Gina Odgen, Ph.D. yang mengungkapkan bahwa hubungan intim yang berkualitas didasari dan diawali oleh cinta, rasa ketertarikan, keterikatan, dan rasa percaya diri.
* Membantu Mengurangi Rasa Sakit
Hormon oksitosin yang dilepaskan tubuh ketika bercinta tak hanya membuat tidur lebih nyenyak, tetapi juga membantu mengurangi rasa sakit.
Studi terkait yang dilakukan oleh University of North Carolina dan University of Pittsburgh dengan objek para wanita menopause membuktikan bahwa naiknya oksitosin berdampak pada kenaikan kadar endorfin yang membuat rasa sakit atau nyeri berkurang.
Frekuensi Berhubungan Intim Lansia
Tidak seperti ketika usia muda, pasangan lansia dianjurkan melakukan hubungan intim hanya sebanyak dua kali dalam satu minggu, tidak lebih.
Baca Juga: Menkes: 13 Persen Masyarakat Indonesia Penyandang Diabetes, Efek Minuman Manis?
Pasalnya, hubungan intim yang dilakukan lebih dari dua kali seminggu justru meningkatkan risiko penyakit jantung, terlebih jika lansia mengonsumsi obat kuat demi meningkatkan stamina tubuh ketika bercinta.
Perlu dipahami bahwa kualitas dalam hubungan intim pada lansia adalah yang terpenting.(*)
Baca Juga: Viral Anak Derita Penyakit Kawasaki, Obat China 40 Juta Eropa 60 Juta
Source | : | Skripsi Kesmas UI: lansia,KulonprogoKab-Lansia,Kompas.com-lansia,Halodoc-lansia |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar