GridHEALTH.id - Suami istri melakukan hubungan intim tentu akan membuahkan kehamilan pada wanita.
Tapi bagaimana jika tidak ingin tidak terjadi kehamilan? Tapi tetap bisa leluasa melakukan hubungan intim dengan pasangan.
Benar, kita bisa menggunakan kontrasepsi.
Kontrasepsi yang dipilih bisa kontrasepsi untuk wanita bisa juga untuk pria.
Contoh kontrasepsi untuk wanita, dengan IUD atau spriral, atau dengan pil.
Untuk kontrasepsi pria, bisa menggunakan kondom.
Adakah cara lain? Ada.
Jika ingin tidak hamil tapi tetap bisa melakukan hubungan intim dengan pasangan, kita perlu tahu tips dan tricknya.
Selain menggunakan kontrasepsi, cara berikut ini pun bisa membuat hubungan intim yang dilakukan tidak membuahkan kehamilan pada wanita.
Bukan, bukan berdiri, berjalan, berjongkok, atau pipis, segera setelah berhubungan intim yang harus kita lakukan.
Sebab hal tersebut hanya mitos belaka.
Baca Juga: Healthy Move, Lakukan Secara Rutin, Ini Jenis Olahraga Untuk Menguatkan Tulang dan Sendi
Ada 3 cara yang bisa dilakukan jika hubungan intim tidak ingin membuahkan kehamilan, seperti dilansir dari drktindonesia.org (16/09/2021), yaitu;
1. Hubungan intim tidak di masa subur
Ini disebut juga “sistem kalender”. Caranya yaitu tanggal menstruasi setiap bulan, lalu menghitung masa subur dari siklus bulanan.
Selanjutnya, lakukan hubungan intim di luar masa subur, dan hindarilah berhubungan di masa subur. Sederhanakan.
Tapi sayang metode ini punya kelemahan.
Pertama, hanya bisa dilakukan oleh perempuan yang memiliki siklus haid teratur. Tentu saja, bagaimana kita bisa menghitung masa subur kalau siklus haid saja tidak teratur?
Kedua, masa subur hanyalah bersifat prediktif, tidak pasti. Ada banyak aplikasi yang bisa membantumu menghitung masa subur, tapi semuanya hanya prediksi.
Namun, bisa menggunakan alat bantu seperti Ovulation Test Kit untuk mengukur masa subur supaya lebih akurat.
Selain itu, kamu juga bisa mengenali tanda-tanda masa subur, misalnya dari cairan keputihan yang bening dan sangat kental, seperti putih telur.
2. Senggama terputus
Tidak mau pusing menghitung masa subur, lakukan saja metode senggama terputus (coitus interruptus), alias membuang sperma di luar.
Baca Juga: Perlu Diwaspadai, Komplikasi Diabetes yang Berkembang Secara Bertahap
Cara ini umum dilakukan, yaitu menarik penis keluar dari vagina, sebelum terjadi ejakulasi.
Tapi metode ini pun ada kelemhannya, suami harus sigap menarik penis, sebelum ejakulasi. Jangan sampai bablas ya.
Walhasil kenikmatan berhubungan mungkin akan sedikit terganggu, karena tiba-tiba harus terputus.
Selain itu, metode ini juga memiliki efektivitas yang sangat kecil untuk mencegah kehamilan.
Sebab kemungkinan cairan pre ejakulasi yang masih mengandung sperma bisa masuk ke vagina.
3. Variasi seks
Disebut juga KB tradisional, tapi bisa dilakukan untuk menghindari kehamilan.
Kita dan pasangan melakukan seks oral, masturbasi bersama, atau menggunakan sex toy.
Variasi seks seperti ini bisa membuat hubungan suami istri lebih variatif dan tidak monoton. Apalagi, cara ini sebenarnya paling efektif mencegah kehamilan, karena tidak melibatkan penetrasi penis dan vagina.
Bagaimana dengan petting? Meski tidak ada penetrasi, ternyata tetap ada risiko terjadinya kehamilan.
Jadi, tidak perlu mencoba cara-cara aneh untuk mencegah kehamilan ya. Tiga cara di atas lebih aman dan efektif mencegah kehamilan tanpa kontrasepsi.
Meski demikian, sebaiknya tetap menggunakan kontrasepsi modern untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Ingin Hamil Tanpa Hubungan Intim
Sebaliknya, bagaimana jika ingin hamil tapi tidak mau melakukan hubungan intim.
Jawabnnya, saat ini sudah bisa dilakukan. Caranya, melansir mayapadahospital.com (3/12/2015)
1. Inseminasi Intrauterin (IUI)
Dengan melakukan inseminasi intrauterin, sperma dipertemukan dengan sel telur di dalam rahim wanita.
Dokter akan menggunakan semacam kateter untuk memasukkan sperma ke daam rahim melalui vagina dan leher rahim.
Selain itu, dokter biasanya akan meminta untuk berbaring selama 10 menit setelah tindakan.
Setelah proses ini mungkin akan mengalami sedikit kram, tetapi boleh melakukan aktivitas harian.
2. In Vitro Fertilization (IVF)
Sebagian besar pasangan yang sulit memiliki anak dengan cara alami dan sudah tidak memiliki pilihan lain biasanya akan beralih pada in vitro fertilization (IVF).
Untuk melakukan tindakan ini harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kandungan, yang memang mengkhususkan diri dengan masalah fertilisasi (kesuburan).
Baca Juga: Ramai Berita Kasus KDRT Timbulkan Cemas Berlebih, Apa yang Harus Dilakukan?
Tindakan ini biasanya akan dilakukan di ruangan steril.
Sebelumnya, dokter biasanya akan memberikan sejumlah obat-obatan (yang mungkin memiliki beberapa efek samping seperti mual dan pingsan) untuk membantu menstimulasi produksi sel telur.
Kemudian, dokter akan mengambil sel telur tersebut dengan jarum kecil melalui rongga pelvis dan mempertemukannya dengan sperma di laboratorium.
Setelah penyatuan sperma dan sel telur ini berkembang menjadi embrio, maka embrio ini akan diletakkan kembali ke dalam rahim melalui kateter.
Walaupun sebagian besar wanita tidak mengalami keluhan apa pun, akan tetapi sejumlah wanita dapat mengalami kram ringan setelah tindakan inseminasi.
3. Ibu Pengganti
Jika tidak dapat melakukan kedua tindakan di atas, ada 1 lagi pilihan yang dapat dicoba, yaitu mencari ibu pengganti.
Dokter biasanya akan menggunakan metode IVF untuk meletakkan embrio di dalam rahim ibu pengganti pilihan.
Jadi, bayi tersebut tidak ada hubungan sama sekali dengan sang ibu pengganti (dalam hal genetik). Pada dasarnya kita seperti sedang "meminjam" rahim sang ibu pengganti.(*)
Source | : | DKTorg-hubungan intin,Mayapadahospital-hubungan intim |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar